Virus Corona di Indonesia
Anggota DPR Patungan Beli Kit Rapid Test Covid-19 untuk Dirinya dan Anggota Keluarga
Seluruh anggota DPR RI patungan untuk membeli kit untuk rapid test Covid-19 atau virus corona.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh anggota DPR RI patungan untuk membeli kit untuk rapid test Covid-19 atau virus corona.
Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan, pengadaan kit rapid test untuk anggota DPR dan keluarganya, tidak menggunakan dana pemerintah tapi hasil sumbangan anggota dewan.
"Sumbangan anggota-anggota, pimpinan DPR untuk mengadakan rapid test," ujar Indra kepada wartawan, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Menurutnya, rapid test anggota DPR akan dilakukan oleh dokter dan petugas kesehatan internal DPR.
Rencananya terlaksana pada Kamis atau Jumat pekan ini.
"Nanti akan dilakukan tes di aula komplek (DPR) di Kalibata dan Ulujami. Tidak dikumpulkan, tetapi gantian dikasih jadwalnya dan mereka datang," ujar Indra.
Ia menyebut, tes untuk seluruh anggota dewan sebanyak 575 orang, termasuk keluarganya dan pekerja di rumah dinas seperti asisten rumah tangga maupun sopir pribadi.
Setelah tes corona selesai, kata Indra, bagi pihak yang hasilnya negatif akan dirujuk ke beberapa rumah sakit untuk divaksin antiflu dan antipneumonia.
"Yang positif ke rumah sakit rujukan, kami sudah sampaikan dan akan ditangani sesuai prosedur penanganan virus," ucap Indra.
Lebih lanjut Indra mengatakan, pengecekan secara menyeluruh dilakukan untuk memastikan semua anggota dewan maupun orang terdekatnya, terbebas dari virus corona atau tidak.
"Anggota DPR ingin memastikan dirinya dan keluarganya clear. Jadi, sebenarnya keinginan kami semuanya untuk tahu (bebas corona atau tidak)," papar Indra.
Apa itu rapid test virus corona?
Sebelumnya Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan rapid test Covid-19 di Indonesia, artinya pengujian cepat.
Dalam kasus virus corona atau Covid-19, rapid test ini bisa diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk pengujian Covid-19.
Prosesnya cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.
Dilansir ox.ac.uk, para ilmuwan Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Pusat Penelitian Lanjut Oxford (OSCAR) telah mengembangkan teknologi pengujian cepat untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19).
Tim yang dipimpin oleh Prof Zhanfeng Cui dan Prof Wei Huang telah bekerja untuk meningkatkan kemampuan uji coba ketika virus menyebar secara internasional.
Tes baru ini jauh lebih cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.
Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam untuk memberikan hasil.
Tim peneliti telah mengembangkan tes baru, berdasarkan pada teknik yang mampu memberikan hasil hanya dalam setengah jam lebih dari tiga kali lebih cepat daripada metode saat ini.
Prof Wei Huang mengatakan, "Kelebihan tes baru ini terletak pada desain deteksi virus yang secara khusus dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 (COVID-19)."
Tes ini memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah positif atau negatif palsu dan hasilnya sangat akurat.
Selain itu, teknologinya sangat sensitif, yang berarti pasien pada tahap awal infeksi dapat diidentifikasi lebih cepat, berpotensi membantu mengurangi penyebaran coronavirus SARS-CoV-2 (COVID-19).
Teknologi ini hanya membutuhkan blok panas sederhana yang mempertahankan suhu konstan untuk transkripsi balik RNA dan amplifikasi DNA, hasilnya dapat dibaca mata telanjang.

Membuat teknologi ini berguna di daerah pedesaan atau pusat kesehatan masyarakat.
Teknologi ini telah divalidasi dengan sampel klinis nyata di Rumah Sakit Rakyat Shenzhen Luohou di Cina.
Rumah Sakit Rakyat Luohu Shenzhen telah menerapkan kit deteksi cepat pada 16 sampel klinik, termasuk 8 positif dan 8 negatif, yang telah dikonfirmasi oleh metode RT-PCR konvensional dan bukti klinis lainnya.
"Saya bangga dengan tim kami yang telah mengembangkan teknologi yang bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi dalam memerangi CoV-19," ujar Prof Zhanfeng Cui, Direktur OSCAR.
"Kami sangat berterima kasih kepada tim medis rumah sakit yang dipimpin oleh Dr Xizhou Sun , Dr Xiuming Zhang dan Dr Dan Xiong untuk bagian mereka dalam menguji teknologi baru ini," imbuh dia.
Para ilmuwan Oxford sedang bekerja untuk mengembangkan perangkat terintegrasi sehingga tes dapat dilakukan di klinik, bandara, atau bahkan untuk dilakukan di rumah.
Mereka berencana untuk menjalankan validasi klinis di Inggris dan menjajaki opsi untuk memproduksi alat tes.
Proyek ini diprakarsai oleh Pusat Penelitian Lanjut Oxford Oxford (OSCAR), pusat Universitas Oxford di Taman Industri Suzhou.
Eksperimen untuk mengembangkan teknologi dilakukan di Departemen Ilmu Teknik di Universitas Oxford.
Pemprov DKI Sudah Terima
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, pihaknya telah menerima 520 unit kit atau alat rapid test Covid-19 dari pemerintah pusat.
Alat tersebut bakal diuji coba terlebih dahulu di wilayah Jakarta Selatan yang disebut sebagai daerah awal menularan virus corona.
"Kami mendapatkan rapid test sebanyak 520 pak yang dilakukan uji coba di Jakarta Selatan," ucapnya, Jumat (20/3/2020).
Nantinya, pemeriksaan hanya akan dilakukan terhadap orang-orang yang pernah berhubungan dengan pasien positif corona.
Sebab, saat ini jumlah rapid test yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan masih sangat terbatas.
"Jadi ini bukan sebagai penetapan diagnosa, tetapi sebagai bagian dari kegiatan surveillance ke lapangan melakukan tracing kontak terhadap pasien positif," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.
Adapun uji coba yang dilalukan di Jakarta Selatan nantinya akan melibatkan tim dari Kemenkes hingga puskesmas setempat.
"Saat ini ditunjuk sebagai uji coba di Jakarta Selatan turun bersama tim dari Kemenkes, Sudin Jaksel, dan puskesmas," kata Widyastuti.
Seperti diketahui, jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona terus bertambah.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terpapar virus corona terbanyak di Indonesia.
Kini jumlahnya mencapai 224 orang dengan 20 orang meninggal dunia dan 13 lainnya berhasil sembuh.
Banyaknya jumlah kasus corona di ibu kota membuat status Jakarta menjadi tanggap darurat bencana Covid-19.
Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai berdiskusi dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sujada, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono, dan Ketua Satgas Percepatan Covid-19 ditingkat nasional, yaitu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.
"Hari ini kita menetapkan bahwa Jakarta ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana Covid-19," ucapnya, Jumat (20/3/2020).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menyebut, status tanggap darurat ini akan berlalu selama dua pekan ke depan.
Status ini bisa saja kembali diperpanjang, tergantung situasi dan kondisi ibu kota dua pekan ke depan.
"Ini ditetapkan untuk masa waktu 14 hari ke depan dan bisa diperpanjang menyesuaikan dengan kondisi," ujarnya di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.