Virus Corona di Indonesia
Hal Seputar 2 Orang Belanja ke Supermarket di Gandaria Pakai APD Buat Pengunjung dan Pengelola Geram
dua orang ini tampak berbelanja dengan pakaian hazmat, kaca mata pelindung, sarung tangan, dan masker N95,
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Di video yang kedua, tampak kembali ada dua orang yang mengenakan pakaian hazmat mirip dengan yang ada di video pertama.
Akun @danedgustama menuliskan, "Ternyata sebelum diusir, udah bikin nyolot duluan."
Sempat terjadi adu mulut antara seorang pria dan seorang wanita yang mengenakan pakaian hazmat.
"Ya saja juga mau belanja di sini dengan tenang, saya juga bawa duit di sini," kata wanita berpakaian hazmat.
"Orang di sini nggak bisa tenang lihat kalian," jawab pria yang menegur dua orang ini.
"Pak, minta peraturannya aja deh," ucap sang wanita yang sedang ditegur.
Video kedua ini sudah disukai lebih dari 5,1 ribu kali.
Warganet yang menyaksikan dua video ini sebagian besar menyayangkan aksi dua pengunjung supermarket, yang mengenakan pakaian hazmat dan APD ini.
Alasannya adalah mereka dianggap menyia-nyiakan APD yang seharusnya diperuntukkan bagi para tenaga medis yang justru kekurangan di rumah sakit, untuk merawat pasien Covid-19.
Pendapat dokter
Menanggapi video tersebut, Praktisi Pelayanan Kesehatan sekaligus Juru Bicara Rumah Sakit UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, Ph.D menyayangkan atas kejadian tersebut.
Dr Tonang menjelaskan, penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) telah diterbitkan oleh World Health Organization (WHO).
Menurutnya, penggunaan yang berlebihan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran serta kepanikan bagi orang sekitar dan sebaiknya dihindari.
"Penggunaan berlebihan itu menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan bagi yang lain, maka sebaiknya dihindari," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews melalui pesan WhatsApp, Minggu (29/3/2020).
Dr Tonang menegaskan, saat ini justru RS khawatir dengan persediaan APD yang menipis.