Virus Corona di Indonesia

Nasib Pengemudi Ojol Ditengah Pandemi Corona, Orderan Sepi Hanya Dapat Rp 50.000 Sehari

Pria yang sudah cukup lama berprofesi sebagai ojol ini mengatakan, penghasilannya di tengah pandemi corona ini turun drastis.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Janet pengemudi Ojol di Bekasi saat ditemui TribunJakarta.com, Rabu (1/4/2020) 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pandemi virus corona (Covid-19) telah mempengaruhi perekonomian sejumlah warga yang bekerja di sektor informal seperti pengemudi ojek online (ojol).

Kampanye 'di rumah aja' yang terus digaungkan membuat orderan penumpang menurun drastis.

Tidak sedikit dari warga yang menjadikan profesi ojol, sebagai mata pencaharian utama untuk menghidupkan keluarganya.

Penurunan mobilisasi pekerja maupun anak sekolah akibat merebaknya pandemi corona, berimbas pada sepinya orderan penumpang.

Spot-spot seperti terminal dan stasiun adalah area utama para pengemudi ojol mencari penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan menuju kantor maupun rumah.

Kini melalui sejumlah kebijakan, pemerintah berusaha menekan laju mobilisasi warga agar tetap berada di rumah dengan mengurangi armada angkutan kereta maupun bus.

Akibatnya, penumpang bus dan kereta menurun hingga ribuan pengemudi ojol hanya bisa gigit jari mengandalkan sisa penumpang yang ada sambil berharap dapat order.

Tidak sedikit dari mereka yang hanya duduk-duduk di sekitaran stasiun atau shelter ojol sambil sesekali melihat ponsel berharap order penumpang masuk.

Beberapa dari mereka juga nampak berteduh di dekat taman atau warung kopi, berjam-jam dari pagi hingga larut malam demi meraup penghasilan di tengah paceklik akibat corona.

Pemandangan seprti ini dapat dilihat di sekitar kawasan Stasiun Bekasi, Jalan Ir. Juanda, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Kawasan yang biasanya dipadati lalu lalang penumpang kereta kini tak lagi ramai, hanya ada sekumpulan pengemudi ojol yang berharap dapat order meski peluangnya kecil.

Janet Siregar (43), pengemudi ojol yang biasa menjemput penumpang di Stasiun Bekasi mengaku, penurunan aktivitas warga membuat ia sangat kesulitan mendapat order.

Pria yang sudah cukup lama berprofesi sebagai ojol ini mengatakan, penghasilannya di tengah pandemi corona ini turun drastis.

"Kalau yang biasanya kami bisa dapat 200 ribu atau 300 ribu sehari sekarang Rp50 ribu aja berat, berat sekali," kata Janet kepada TribunJakarta.com, Rabu, (1/4/2020).

Janet menjelaskan, ketakutan terjangkit virus corona sejatinya turut dirasakan para pengemudi ojol seperti dirinya. Tetapi, ketakutan itu terus mereka lawan demi menghidupi keluarga.

Alasan ini yang terus mendorong para pengemudi ojol untuk tetap keluar rumah, singgah di beberapa tempat tanpa tahu kerawanan terinfeksi Covid-19 yang terus mengintai.

"Bukannya kami enggak takut (corona), kami takut tapi lebih takut lagi untuk keluarga yang di rumah enggak bisa makan, jadi terpaksa kami tetap beraltivitas di luar rumah," jelasnya.

Jadi RS Covid-19, Lippo Pastikan Akses Pasien dan Penghuni Apartemen Nine Residence Berbeda

Cara Suporter Klub Liga 1 2020 Perangi Covid-19: The Jakmania Galang Dana, Bonek Lakukan Disinfeksi

Sementara itu pengemudi ojol lain bernama Rio (32), mengatakan, paceklik yang dia rasakan saat ini hampir sama dirasakan seluruh pengemudi ojol.

Menurut dia, order paling mendominasi ialah pesan makan ketimbang order antar penumpang. Tetapi, karena jumlah ojol yang tetap stabil sementara order menurun membuat mereka berebut diceruk yang sama.

"Sekarang Gofood rame tapi driver (pengemudi ojol) lari ke sana semua, jadi sama aja sepi misal ada order 10 driver 50," kata Rio.

Saat dijumpai TribunJakarta.com, Rio mengaku baru mendapatkan satu order. Padahal, dia sudah keluar mencari nafkah sejak pukul 06.30 WIB.

"Sebelum Covid gini kalau saya keluar jam setengah 7 pagi siang jam 12an itu biasanya udah dapat 7 order, tapikan sekarang udah mulai sepi penumpang kereta sepi," jelas dia.

Selama Covid-19 menggerus pendapatnya, Rio mengaku bekerja dari pagi hingga larut malam. Hal ini dilakukan agar kebutuhan anak istrinya tetap dapat terpenuhi.

"Keluar sampe badan capek aja, tapi biasanya (sebelum ada Covid-19) paling jam 7 malam udah pulang, bawa uang 150 ribu sampe 200 ribu, sekarang mah nyari gocap (Rp 50 ribu) aja udah susah," tegas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved