Virus Corona di Indonesia
Kisah Penjaga Warteg Tetap Mudik: Ingat Pesan Mendiang Ibu Hingga Rindu Anak dan Suami
Kendati korban pandemi Covid-19 kian bertambah di tanah air, tak menyurutkan sejumlah penjual warteg di Ibukota pulang kampung.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Kendati korban pandemi Covid-19 kian bertambah di tanah air, tak menyurutkan sejumlah penjual warteg di Ibukota pulang kampung.
Kegelisahan akan virus tersebut yang menggerayangi Ibukota belakangan ini terhapus oleh rasa rindu bersua dengan keluarga.
Mereka tetap pulang meski pemerintah telah mengimbau agar tidak mudik sebagai upaya pencegahan penyebaran virus, yang barangkali menjadi "buah tangan" saat sampai di kampung halaman.
Penjaga Warteg Subsidi di Kawasan Cilandak Barat, Yuswati berencana akan bertolak ke kampung halaman di Kota Tegal, Jawa Tengah jelang lebaran nanti.
Ia rindu bertemu dengan suami dan kedua anaknya yang berusia 18 tahun dan 11 tahun.

Sementara sepupu Yuswati, Nisa dan suaminya, Fauzan, juga ikut pulang kampung bersamanya jelang Lebaran.
Memang, selama pandemi virus Covid-19 berdampak kepada pendapatan wartegnya.
Yuswati mengatakan warteg yang dimiliki kakaknya, Sunaryo itu merosot 40 persen lantaran berkurangnya jumlah pembeli.
Kendati demikian, ia masih memiliki bekal uang untuk pulang.
Yuswati juga mengaku tidak takut dan hanya pasrah menghadapi pandemi virus corona yang terus menelan korban jiwa.
"Ora (takut). Saya harus mudik, dua anak dan suami saya di kampung," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di Warteg Subsidi, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Jumat (3/4/2020).
Biasa Pulang Kampung

Di wilayah Kelurahan Lebak Bulus, Suhendri, pemilik Warteg Kharisma Jaya Bahari juga memutuskan tetap pulang kampung di tengah kekhawatiran pandemi ini.
Sudah menjadi tradisi bagi Suhendri dan keluarganya untuk pulang menuju rumah orangtuanya di Kota Bahari itu.