Sisi Lain Metropolitan

Bulan Cantik Sirna Dimakan Corona, Kisah Pahit Pedagang Bunga Pasar Rawa Belong

Menjelang Ramadan dipercaya sebagai bulan cantik tapi sirna dimakan corona yang mewabah. Begitu anggapan pedagang bunga Pasar Rawa Belong.

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Y Gustaman
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Ali masih bisa tersenyum ketika kios bunga keringnya di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020) sepi pembeli sejak pandemi Covid-19. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBON JERUK -  Bagi pedagang bunga Pasar Rawa Belong, galibnya menjelang Ramadan adalah bulan cantik, bulan panen rezeki.

Di mana banyak orang banyak kawin, tapi faktanya tak ada meriahnya pesta pernikahan.   

Bulan cantik di mana pedagang bunga meraup untung dagangannya diborong wedding organizer malah buntung.

Corona datang, pedagang Pasar Bunga Rawa Belong pun merana. 

"Buka 24 jam. No lockdown + kaga takut corona," begitu maklumat yang tertulis di atas selembar kardus bekas di depan sebuah kios bunga di Pasar Rawa Belong.  

Maklumat di atas sedikit banyak menggambarkan betapa pedagang bunga sedang mengalami masa-masa suram.

Mayoritas pendapatan mereka dari pesanan pembuat dekorasi pernikahan raib.

Banyak bunga yang dijual pun layu.

 Junaedi Awalnya Takut, Kini Terbiasa Makamkan Jenazah Covid-19: Tiap Pulang Harus Mandi Bersih

Mereka berharap wabah virus corona yang mulanya terdeteksi di Provinsi Wuhan China ini segera berlalu.

Agar usaha penyambung hidup keluarga mereka selama ini kembali bangkit.

Di siang yang cukup terik, suasana Pasar Rawa Belong tampak sepi.

Tak terlihat sejumlah kendaraan roda dua maupun empat di area parkiran.

Selayang pandang, hampir tak ada pengunjung yang datang.

Salah satu kios bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020) memilih buka 24 jam karena sejak pandemi Covid-19 sepi pembeli.
Salah satu kios bunga di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020) memilih buka 24 jam karena sejak pandemi Covid-19 sepi pembeli. (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Padahal, bunga kembang segar berwarna-warni berjajar di kios-kios pasar.

Di lantai dua, hanya segelintir kios bunga papan yang buka.

Pemandangan yang sama juga bisa terlihat di sentra bunga dekorasi.

 Artis Soraya Larasati Jadi Korban Pelecehan Saat Lari Pagi di Sekitar Rumahnya, Begini Peristiwanya

Arief Maulana, penjual bunga dekorasi Adam Florist, mengatakan dampak virus corona menyebabkan pendapatannya merosot drastis.

Kiosnya masih menjual banyak aneka daun dan bunga dekorasi.

Ada daun palem kering, daun kemuning, bunga hortensia, bunga aster, bunga krisan, pandanus, hingga pampas.

Biasanya di awal pekan dagangannya pasti sudah diborong.

Para pelanggannya berasal dari wedding organizer.

"Saya belanjanya hari Kamis, Jumat dan Sabtu. Hari Minggu dan Senin biasanya udah habis," kata Arief Maulana saat ditemui TribunJakarta.com di kiosnya, Senin (6/4/2020).

Saat ini para pembeli Adam Florist berasal dari toko-toko florist yang tengah mencari bahan-bahan untuk dekorasi. 

Seorang pedagang sedang menata bunga kering yang dijual di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020).
Seorang pedagang sedang menata bunga kering yang dijual di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Selama masa pandemi Covid-19, Adam Florist yang juga menjual jasa pasang dekorasi acara baru melayani satu pelanggan untuk dekorasi akad nikah.

Tarifnya pun berkurang ketimbang sebelum saat ini.

 Transgender Dibakar Hidup-hidup, Teman Korban Coba Setop Tapi Tak Digubris

Ali (60), pedagang bunga dekorasi yang bersebelahan dengan Kios Arief, menghabiskan banyak waktu duduk di kiosnya.

Padahal, Ali biasanya sudah bisa pulang jam 10 pagi dan membawa uang hasil jual bahan.

"Biasanya udah balik bawa uang Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu," ucap Ali.

"Kalau enggak corona begini, pasti udah dapat."

"Tapi boro-boro, udah tiga minggu begini aja, pembeli kagak ada," Ali melanjutkan keluhannya.

Pria asli Betawi yang sudah 25 tahun berjualan di Pasar Rawa Belong ini mengatakan galibnya, sejak subuh suasana pasar sudah ramai.

Namun, kini suasana itu terbalik 180 derajat.

"Subuh yang datang paling hanya satu dua orang pembeli aja," ujarnya.

Tampak sepi kios-kios di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020).
Tampak sepi kios-kios di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020). (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

 Terungkap Ruangan Para Pekerja Raffi Ahmad, Denny Cagur Tercengang Lihat Fasilitasnya: Wih Gila!

Bukan Untung Malah Buntung

Bagi para pedagang bunga Pasar Rawa Belong, menjelang Ramadan jadi momentum mereka panen rezeki.

Banyak orang dari tim dekorasi pernikahan untuk resepsi di gedung yang memesan bunga jelang penutupan sebelum bulan suci Ramadan.

Selain itu, ada banyak juga pengunjung yang membeli untuk berziarah ke makam.

Totom (60) sudah 30 tahun berjualan di Pasar Bunga Rawa Belong.

Sejatinya bulan ini ia banyak menerima pesanan dari langganan.

"Menjelang bulan Ramadan itu puncaknya orang beli ke sini," ucap Totom.

"Tapi sekarang keadaannya lagi begini," ungkap dia.

Arief mengatakan pendapat senada.

Bulan yang seharusnya panen, malah berujung nestapa karena pandemi corona.

 Warga Dengar Dua Tembakan Saat Berusaha Kejar Perampok Toko Emas di Kembangan

Salah satu lorong berisi kios-kios di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020), kosong melompong.
Salah satu lorong berisi kios-kios di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Senin (6/4/2020), kosong melompong. (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas)

Ditambah, selama Ramadan para pedagang juga akan mengalami penurunan pendapatan.

"Bulan ini sebenarnya cantik sekali sebelum lebaran. Orang dekor banyak yang mesen. Bulan bagus.

"Tapi bulan bagus terus diserang corona kemudian bulan Ramadan, ya udah kita terima," katanya pasrah.

Pandemi Corona memang membuat banyak pengusaha kecil menjerit.

Namun, Ali, Arief, Totom dan semua para pedagang kembang berharap pandemi ini lekas berlalu.

Agar mereka kembali menuai "harumnya" bunga yang dijual.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved