Ibadah Paskah di Tengah Corona
Umat Kristiani Disarankan Ibadah Paskah di Rumah, Tetapi Masih Bisa Lakukan Perjamuan Kudus
Umat Kristiani bakal merayakan paskah, Jumat (10/4/2020), dalam suasana duka lantaran adanya wabah virus corona atau Covid-19.
Penulis: Suharno | Editor: Wahyu Aji
"Kalaupun para Pimpinan Induk Organisasi Gereja/Sinode seluruh Indonesia akan menggelar perayaan, kami berharap pelaksanaan Perjamuan Kudus bisa ditunda hingga bencana pandemi Covid-19 selesai, atau dilaksanakan di rumah masing-masing," kata dia.
Sebelumnya, Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeluarkan imbauan dan panduan teknis perayaan Paskah dari rumah di tengah wabah Corona (Covid-19).
“PGI juga telah menyarankan, mengeluarkan imbauan sekaligus memberi panduan teknis bagaimana itu dilakukan dari rumah,” kata Sekretaris Umum PGI, Pendeta Jacklevyn F Manuputty, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui saluran Youtube BNPB, Sabtu (28/3) lalu.
Antar Roti dan Anggur ke Rumah
Seorang umat Kristiani di Cileungsi bernama Vera mengatakan jika dia bersama keluarganya akan melaksanakan ibadah paskah di rumah.
"Saya dan keluarga akan ibadah di rumah melalui live streaming. Sudah tiga pekan ini, kami ibadah hari Minggu juga di rumah karena anjuran dari pihak gereja," katanya, Kamis (9/4/2020).
Tidak hanya itu, Vera mengatakan dalam ibadah paskah ini juga akan melakukan perjamuan kudus di rumah.
"Para jemaat gereja sudah ambil roti dan anggur di tiap-tiap ketua wilayah. Jadi besok (Jumat, Red) mengikuti ibadah via streaming dan juga melaksanakan perjamuan kudus," sambungnya.
Hal senada juga diutarakan umat Kristen di Kabupaten Bolaang Mongondow Sulawesi Utara yang legowo melaksanakan perjamuan kudus dan ibadah paskah di rumah.
"Kami setuju karena pemerintah adalah wakil Allah di dunia ini," kata Yohan Patty, warga Desa Tambolango, Lolak.
Sebut dia, gerejanya telah memutuskan menggelar perjamuan kudus di rumah jemaat masing masing.
"Jadi roti dan anggur dibawa oleh diaken ke rumah jemaat," kata dia.
Sebut dia, ibadah akan dituntun oleh pendeta dari sebuah tempat menggunakan pengeras suara berlapis.
Menurutnya, ini cara yang aneh, tapi tak akan mengurangi rasa khusyuk. "Dalam kondisi ini kami merasa ada dalam belas kasihan Tuhan," kata dia.
Mario, seorang warga yang indekos di Lolak mengaku terpaksa merayakan perjamuan di kos.