Antisipasi Virus Corona di Bekasi
PDP Covid-19 di Kota Bekasi Dimakamkan Tanpa Peti Mati, Begini Pengakuan Petugas TPU
Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya dipilih Pemerintah Kota Bekasi sebagai lokasi penguburan jenazah pasien kasus Covid-19.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Suharno
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, MUSTIKAJAYA - Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya dipilih Pemerintah Kota Bekasi sebagai lokasi penguburan jenazah pasien kasus Covid-19.
Hingga saat ini, sudah ada 55 jenazah yang dimakamkan di TPU tersebut dengan protokoler tetap (portap) penguburan sesuai standar pasien positif Covid-19.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Yayan Sopian, mengatakan, portap pemakaman pasien Covid-19 biasanya dilakukan menggunakan peti mati.
"Selain petugas yang gali kubur pakai APD (alat pelindung diri), jenazah pasti pakai peti mati walaupun dia muslim atau non-muslim," kata Yayan di TPU Padurenan, Jumat, (10/4/2020).
Dia mengungkapkan, dari 55 jenazah itu terdapat satu pasien yang dimakamkan tanpa peti mati.
• PSSI Usulkan Gaji Pemain Dipotong 75 Persen, APPI Klaim Hal Tersebut Disorot FIFPro
Yayan menjelaskan, pasien tersebut merupakan jenazah ketujuh yang dimakamkan di TPU Padurenan dengan SOP (standar operasional prosedur) corona.
"Ada satu jenazah waktu itu dimakamkan tanggal 26 Maret 2020, saya dapat telfon dari RSUD Kota Bekasi kalau ada satu jenazah yang mau dikirim, saya disuruh siapkan liang," jelas dia.
Ketika ambulan tiba membawa jenazah yang ditunggu, Yayan bersama petugas pemakaman dikagetkan ketika pasien tersebut tiba tanpa peti mati.
"Ambulan datang sopir yang bawa jenazah pakai pakaian APD langkap, anak-anak tukang gali juga udah siap pakai APD, tapi pas dibuka enggak ada petinya," ujar dia.
• Mulai Besok Bisa Daftar Kartu Prakerja di Situs prakerja.go.id: Cek Syarat dan Pengajuannya
Dia sempat menghubungi pihak rumah sakit, kala itu jawaban dari rumah sakit adalah tidak tersedianya peti mati.
Yayan yang merasa punya tanggung jawab terhadap keselamatan petugas pemakaman langsung berinisiatif mencari peti mati untuk sang jenazah.
"Saya udah coba cari hubungi beberapa yayasan yang punya peti mati atau pembuatnya enggak ada, kosong sama sekali," ujarnya.
Jenazah ketujuh yang dimakamkan dengan protap Covid-19 itu menurut Yayan merupakan seorang dokter.
Dia meninggal dunia dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tanpa diketahui jelas apakah positif terinfeksi corona atau tidak.
"Kita tidak tahu menahu, rumah sakit cuma bilang harus dimakamkan sesuai protap Covid-19, jenazahnya juga sudah dibungkus rapi tapi beda enggak ada peti matinya," ujar dia.
• Sopir Taksi Online Meninggal Dunia di Parkiran Minimarket, Saksi: Kami Goyangin Nggak Bangun Juga
Pada saat pemakaman, keluarga dari sang pasien pun tidak ada sama sekali yang mengantar.
Yayan kala itu cukup dibuat pusing bagaimana cara memakamkan jenazah 'terduga Covid-19' itu, ia juga harus tetap memikirkan keselamatan para pegawai pemakaman.
"Keluarga enggak ada sama sekali, rumah sakit sudah menyerahkan sepenuhnya ke kita, saya langsung telfon anak buah saya (tukang gali kubur), makamkan bagaimana cara tapi tetap pikirkan keselamatan," paparnya.
Para petugas makam akhirnya mencari jalan terbaik, mereka yang dirundung ketakutan selama proses pemakaman pasien Covid-19 akhirnya memilih untuk menggotong jenazah menggunakan tambang dan bambu.
"Temen-temen akhirnya pakai bambu sama tambang, jenazah kita letakkan ke liang menggunakan itu tidak kita sentuh secara langsung, setelah sudah dimasukkan langsung kita kuburkan," ucapnya.
Setelah jenazah ketujuh itu, Yayan memastikan tidak ada lagi ditemukan pasien yang dimakamkan sesuai protap Covid-19 tanpa mengguna peti mati.
Menurut dia, peran keluarga amat sangat penting ketika dalam kondisi seperti ini. Kejadian yang dialami jenazah ketujuh tersebut disebabkan kurangnya perhatian keluarga atau ahli waris yang ditinggalkan.
"Sampai saat ini belum ada lagi, semua pasti pakai peti mati, dari rumah sakit juga sudah dalam kondisi siap dimakamkan," tuturnya.