Virus Corona di Indonesia

Jeritan Tukang Becak di Depok, Tak Dapat Penumpang Sejak Wabah Covid-19

Fahri berujar dirinya hanya bisa berharap pandemi wabah Covid-19 ini bisa berakhir dan semua kembali seperti semula

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Fahriwanto (45) tukang becak di Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Kota Depok. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Sejak pagi hari, Fahriwanto (45) hanya bisa duduk termenung di kursi becaknya menanti penumpang pertamanya hari ini.

Rambutnya terlihat acak-acakan, seluruh badan diselimuti debu jalanan, keriput pun nampak jelas di wajah pria asli Purwokerto ini.

Tak seorang diri, sejumlah tukang becak lainnya pun mengalami nasib yang sama seperti Fahriwanto.

Kepada TribunJakarta.com, Fahri mengatakan pada masa pandemi wabah Covid-19, penumpang yang masih menggunakan jasa becaknya bak pelita dalam kegelapan.

“Dapat satu (penumpang) juga sudah syukur banget sekarang mah,” katanya di Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Kota Depok, Minggu (12/4/2020).

Lanjut Fahri, uluran tangan dari para dermawan pun kini menjadi harapan satu-satunya untuk menyambung hidup.

“Kadang ada yang datang kasih nasi box atau masker, atau orang lewat ngasih nasi bungkus. Tapi semakin hari semakin sepi,” katanya.

Sudah 24 tahun lamanya Fahri berprofesi jadi tukang becak, dan saat ini merupakan puncak hari-hari terberatnya mengais rezeki.

Bagaimana tidak, hari-hari sebelum adanya wabah Covid-19, penghasilannya pun hanya menyentuh angka maksimal Rp 50 ribu per-harinya dari kurang lebih tiga sampai empat penumpang.

“Sebelum corona biasanya tiga sampai empat penumpang setiap hari, sekarang mah benar-benar hilang. Seminggu narik cuma dapat satu penumpang ini mah,” katanya.

Antisipasi Covid-19, Pemukiman Warga di Kelurahan Jaticempaka Bekasi Disemprot Disinfektan

Penjelasan Ahli Forensik Soal Proses Pemulasaran Jenazah Covid-19

Akibat kondisi ini, hanya pengertian yang bisa ia berikan pada anak istrinya di kampung halaman.

Jangankan untuk mengirim uang, ia sendiri pun kini hanya bisa menahan rasa lapar sebelum adanya penumpang atau pun dermawan yang memberi makan.

“Maunya mah pulang ke kampung, tapi ya pulang juga gak bawa apa-apa,” ucapnya melamun.

Fahri berujar dirinya hanya bisa berharap pandemi wabah Covid-19 ini bisa berakhir dan semua kembali seperti semula, agar ia bisa mendapat penghasilan yang cukup untunya dan keluarga di kampung halaman.

“Maunya mah cepat selesai aja, biar ramai lagi ada penumpang,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved