Virus Corona di Indonesia

Periode Paling Menyakitkan Wali Kota Bekasi: Bangkit dari Banjir Awal Tahun Hingga Diterjang Corona

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyebutkan, kas daerah yang saat ini tersisa hanya tinggal Rp25 miliar.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
Wali Kota Bekasi di Kantor Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bekasi, Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. 

Sebagai wali kota dengan pengalaman yang cukup mapan, tahun ini bisa jadi merupakan periode terdekatnya memimpin Kota Bekasi.

Dia mengaku sudah banyak melalui kesulitan-kesulitan dalam menjalankan roda pemerintahan, mulai dari dinamika politik, manajemen anggaran hingga bencana lain yang terjadi di Kota Bekasi.

Tapi tahun ini, memasuki satu tahun lebih masa periodisasi keduanya, Kota Bekasi dihantam ujian bertubi-tubi.

Belum kering dengan luka bencana banjir di awal tahun 2020, kini ia harus dihadapi dengan pandemi Covid-19.

Saat banjir awal tahun yang terjadi 1 Januari 2020, hampir sebagian besar wilayah Kota Bekasi terendam banjir. Bencana ini cukup membuat warga menderita akibat dampak yang ditimbulkan.

Kini, bencana itu datang melalui pandemi Covid-19, penularan penyakit yang begitu cepat membuat hampir seluruh kecamatan memiliki kasus positif penyebaran virus corona.

Rahmat menegaskan, hanya satu dari 12 Kecamatan yang belum terdapat kasus positif corona. Tapi seluruhnya sudah ditemukan kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"Saya dari 1999 (Ketua DPRD Kota Bekasi) banyak mengalami ujian, dari pemkot masih APBDnya Rp160 miliar, banyak mengalami yang paling berat adalah 2009/2010 (jadi wakil wali kota lalu menjadi wali kota pengganti) pada saat itu ada beberapa pejabat kita yang kena persoalan hukum," papanya.

"Yang kedua 2018 kemarin sama itu, juga habis Pilkada uang fisikal juga tidak terurus, kita angkat kembali dalam prosedur 2019, recovery melakukan konsolidasi dan rasionalisasi anggaran, Alhamdulillah 2020 ini baru mau take off naik tapi ternyata kena banjir dan berusaha mau naik lagi kena corona," tambahnya.

Tantangan corona menurut dia jauh lebih menguras tenaga dan pikiran, bayangkan saja, dia harus menghadapi ujian yang belum pernah dihadapi sebelumnya bernama Covid-19.

"Ya iyalah tentunya berat, ngurusin banyak orang dan punya tanggung jawab, Ini bukan persoalan berat ringat ini persoalan tanggung jawab," tegas dia.

Sebagai manusia biasa, kekhawatiran tertular virus corona diakuinya selalu ada. Tetapi, Rahmat mengaku selalu melawan kekhawatiran itu dengan alasan tanggung jawab yang dipikul selaku kepala daerah.

"Ya ada (kekhawatiran pasti dan setiap orang pasti ada itu, tapi jangan sampai kekhawatiran itu lebih besar dari pada tanggung jawab kalau kita ketakutan kita enggak bisa berkerja," terang dia.

Hal ini juga yang selalu dia wejangkan kepada apatur di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi selama pandemi Covid-19, mereka kata Rahmat, selalu diberikan nasihat agar tetap siaga dan hadir untuk rakyat.

"Makanya sekarang saya bilang sama teman-teman birokrasi kalau ini rakyat sedang begini dan kalian takut dimana rakyat tempat berlindungnya, negara kan harus hadir, justru sekarang abdi negara sebagai pelayanan masyarakat harus bekerja," tegas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved