Gagal Daftar Ojol, Pria 56 Tahun Ini Tak Menyerah Jadi Ojek Pangkalan: Tarif Terserah Penumpang

Gagal daftar ojek online, pria 56 tahun ini tak menyerah jadi ojek online, tarifnya terserah penumpang.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Suharno
TribunJakarta/Muhammad Rizki Hidayat
Mulyadi (56), pengemudi ojek pangkalan yang menyebut tarif terserah penumpang, di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (24/4/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Mulyadi (56), ingin sekali mendaftar menjadi ojek online.

Namun karena usianya yang sudah tak muda lagi, Mulyadi gagal mendaftar menjadi pengemudi ojek online (ojol).

"Saya sudah daftar jadi ojol, tapi karena umur saya sudah tua, jadi tidak bisa daftar ojol," kata Mulyadi, di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (24/4/2020).

Wanita Cantik Mantan Aspri Suami Muncul, Sang Istri Pembunuh Hakim Jamaluddin Ucapkan Ini

Lantaran demi menafkahi keluarganya, Mulyadi pun memilih menjadi pengemudi ojek pangkalan.

Dia melakukan ini karena tiada pilihan lain.

"Karena gagal jadi ojol, saya pilih jadi ojek pangkalan saja," ucapnya.

Satpol PP Bakal Pulangkan Manusia Gerobak Yang Mengemis di Jakarta Selama Ramadan

Sebelum itu, Mulyadi pernah bekerja di hotel kawasan Jakarta.

Namun dia tak mengatakan detail bekerja sebagai apa di hotel tersebut.

"Sebelum saya ingin jadi ojol, pernah juga kerja di hotel. Gara-gara sudah tidak bisa kerja lagi di sana, ya pilih jadi pengemudi ojek saja," jelas Mulyadi.

"Karena tidak ada pilihan lain lagi. Kalau saya mah, yang penting halal," sambung dia.

Karena Sepi, Mulyadi Sebut Tarifnya Terserah Penumpang

"Ojek, tarif terserah penumpang."

Polisi Sebut Tawuran di Ciputat Dilakukan Geng Motor, Janjian Lewat Medsos

Kalimat tersebut tertera jelas di atas selembar kardus yang dipasangkan di motor Honda Beat berpelat nomor B 3157 EWO.

Kendaraan roda dua berwarna merah ini dimiliki Mulyadi.

TribunJakarta.com pun menemui pria berubanan ini di dekat halte TransJakarta Dukuh Atas, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, sekira pukul 14.10 WIB, Jumat (24/4/2020).

Ya, Jumat ini bertepatan dengan hari pertama bulan Ramadan.

Saat itu, Mulyadi sedang duduk di atas trotoar jalan.

Dia mengenakan jaket, celana hitam, penutup hidung-mulut, sepatu, dan sarung tangan.

Mulyadi tampak berdua dengan seorang pemulung. Mereka tampak berbincang.

Kepada TribunJakarta.com, pria yang memiliki empat orang anak ini menjelaskan alasan mengapa tarif terserah penumpang.

"Karena sudah sepi banget, jadi saya inisiatif menulis tarif terserah penumpang," kata Mulyadi, saat diwawancarai, di lokasi.

"Tujuannya ya biar ada yang mau naik saya antarkan ke tempat tujuan mereka," lanjutnya.

Berikut Promo Alfamart dan Promo Indomaret Sambut Ramadan 2020: Ada Beli 2 Gratis 1

Berapa pun nominal yang diberikan penumpangnya, Mulyadi mengatakan ikhlas.

"Mau Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan berapa saja saya terima," ucap Mulyadi.

Kendati begitu, Mulyani menyatakan tiada penumpang yang tega memberikan uang senilai Rp 2 ribu, Rp 5 ribu, dan Rp 10 ribu.

Mulyani menyatakan, penulisan 'tarif terserah penumpang' ini diterapkan sejak dua hari lalu.

"Sejauh ini, penumpang saya selalu membayar dengan nominal yang cukup-lah untuk makan," ujar Mulyadi.

"Mohon maaf ya, saya tidak bisa kasih tahu nominalnya berapa," sambungnya.

Mulyadi mulai beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga 20.00 WIB.

Dia kerap mangkal di depan halte TransJakarta Dukuh Atas.

Motornya dibiarkan terparkir di pinggir jalan Sudirman.

"Kalau hari ini, saya sudah antarkan dua penumpang. Ada yang ke Jalan Karet (Jakarta Pusat) dan stasiun Sudirman)," ujar Mulyadi, yang bertempat tinggal di kawasan Setia Budi, Jakarta Selatan.

Mulyadi telah bekerja sebagai ojek pangkalan sejak 1980 silam.

Sejauh ini, lanjutnya, penghasilan dari pekerjan tersebut terasa kurang cukup menghidupi keluarga.

"Kalai untuk diri sendiri ya cukup. Tapi kalau untuk empat anak dan istri, saya kira kurang," jelas Mulyadi.

Meski begitu, dua dari empat anak Mulyadi telah bekerja dan berpenghasilan sendiri.

Sementara dua anak lainnya masih mengenyam pendidikan sekolah.

Dia berharap, agar ke depannya lebih banyak penumpang yang menggunakan jasanya.

"Semoga banyak penumpang yang mau saya antar, bayar berapa pun saya ikhlas," kata Mulyadi.

"Penumpang jangan takut virus corona, saya selalu pakai masker dan sarung tangan," tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved