Antisipasi Virus Corona di DKI
Pedagang di Terminal Kampung Rambutan: Penumpang Tidak Ada, Siapa yang Mau Beli?
Pemberlakuan larangan mudik ikut berdampak pada para pedagang di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIRACAS - Pemberlakuan larangan mudik ikut berdampak pada para pedagang di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas.
Eko (46), satu pedagang di Terminal Kampung Rambutan mengaku bingung cara memenuhi kebutuhan hidupnya setelah larangan mudik berlaku.
"Kayaknya besok sudah enggak dagang lagi, habis siapa yang mau beli. Penumpang saja enggak ada, mudik sudah enggak boleh," kata Eko di Terminal Kampung Rambutan, Jumat (24/4/2020).
Sejak pemerintah mengumumkan status pandemi Covid-19, pemasukannya sebagai pedagang binaan Terminal Kampung Rambutan anjlok.
Bila sebelum pandemi Covid-19 warung kelontongnya mampu meraup sekitar Rp 500 ribu, kini hanya pemasukan paling tinggi Rp 150 ribu.
"Rp 150 ribu saja paling tinggi, beberapa hari ini cuman cukup untuk makan saja. Apalagi sekarang mudik dilarang, makin sepi saja penumpang," ujarnya.
Eko sebenarnya mahfum dengan larangan mudik, namun dia mempertanyakan langkah pemerintah dalam membantu warga.

Menurutnya bantuan yang didistribusikan Pemprov DKI dan pemerintah pusat masih belum merata didapat warga.
"Banyak teman-teman saya yang KTP DKI tapi enggak dapat bantuan sembako. Padahal orang seperti kami ini pemasukannya per hari, kalau enggak dagang ya makan apa?" tuturnya.
Mustakim (52), pedagang lainnya juga mengeluhkan pemasukan mereka yang anjlok sehingga sulit memenuhi kebutuhan hidup.
Tutupnya mayoritas warung kelontong dan makan di Terminal Kampung Rambutan hari ini pun disebut bukan karena pengaruh bulan Ramadan.
"Ini tutup karena memang enggak ada penumpang yang beli, bukan karena hari pertama puasa. Sopir enggak ada, penumpang enggak ada, yang beli siapa?," keluh Mustakim.
Terminal Kampung Rambutan Tampak Sepi

Efektifnya larangan mudik membuat operasional di Terminal Kampung Rambutan, Kecamatan Ciracas hanya menyisakan perjalanan dalam kota.
Kepala Terminal Kampung Rambutan Made Joni mengatakan terhitung tanggal 24 April 2020 keberangkatan bus antar kota antar provinsi (AKAP) resmi dilarang.
"Operasional yang masih perjalanan dalam kota, seperti Transjakarta dan angkutan perkotaan yang melayani di area Jakarta," kata Made di Terminal Pulo Kampung Rambutan, Jumat (24/4/2020).
Operasional ini mengacu pada Permnehub Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 Hijriah.
Pun ada segelintir loket perusahaan otobus (PO) yang masih buka, mereka hanya melayani refund tiket penumpang yang terlanjur membeli.
"Kalau dari Jakarta yang keluar Jabodetabek sudah tidak bisa. Sesuai dengan Permen nomor 25 tahun 2020 PO dan penumpang diminta menunda perjalanan," ujarnya.
Made menuturkan efektifnya larangan mudik sudah banyak diketahui penumpang sehingga kondisi Terminal Kampung Rambutan kini melompong.
• Suasana Bandara Soekarno-Hatta saat Tidak Melayani Penerbangan Komersial
• KAI dan KCI Simulasi Penanganan Penumpang Terpapar Covid-19
Hanya belasan penumpang yang menempuh rute perjalanan dalam area Jabodetabek masih berdatangan ke Terminal Kampung Rambutan.
"Untuk di Terminal Kampung Rambutan semua keberangkatan ke luar Jabodetabek kita larang, sudah tidak boleh ada lagi," tuturnya.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga pukul 09.30 WIB kondisi di Terminal Kampung Rambutan yang biasanya riuh kini sepi.
Tak ada aktivitas berarti di Terminal yang jadi satu gerbang keluar-masuk dari Ibu Kota setelah larangan mudik resmi berlaku.