Antisipasi Virus Corona di DKI
Cek Fata, Data Penyebaran Covid-19 di Jakarta Disebut Mulai Melambat
TribunJakarta pun coba membeberkan sejumlah fakta terkait perkembangan terkini kasus penyebaran virus corona (SARS-CoV-2) penyebab penyakit Covid-19.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Efek Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta mulai terasa, kini penyebaran Covid-19 di ibu kota disebut mulai melambat.
Kabar baik ini disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (27/4/2020) kemarin.
"Kami jelaskan juga khusus DKI, perkembangan yang terakhir kasus positif telah mengalami perlambatan yang sangat pesat," ucapnya.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyebut, perlambatan penyebaran Covid-19 ini tak terlepas dari penerapan PSBB yang telah dimulai sejak 10 April 2020 lalu.
"Saat ini sudah mengalami flat dan kita berdoa semoga tidak terlalu banyak lagi kasus positif yang terjadi," ujarnya.
Lalu bagaimana faktanya, apakah benar mulai ada perlambatan penyebaran virus corona di ibu kota?
TribunJakarta pun coba membeberkan sejumlah fakta terkait perkembangan terkini kasus penyebaran virus corona (SARS-CoV-2) penyebab penyakit Covid-19 ini.
1. Mulai terlihat terjadi penurunan kasus baru Covid-19 dalam lima hari terakhir
Pada minggu pertama penerapan PSBB, jumlah kasus baru positif Covid-19 di Jakarta masih cukup fluktuatif.
Rekor penambahan kasus positif Covid-19 terbanyak pun terjadi pada 16 April dengan jumlah 223 pasien positif.
Namun, setelah tanggal tersebut, penambahan kasus positif Covid-19 di Jakarta cenderung mengalami penurunan.
Bahkan, dalam lima hari terakhir penambahan jumlah kasus positif Covid-19 tak lebih dari 100 kasus.
Berikut rincian penambahan kasus baru Covid-19 selama PSBB :
- 10 April : 91 kasus baru
- 11 April : 93 kasus baru
- 12 April : 179 kasus baru
- 13 April : 160 kasus baru
- 14 April : 106 kasus baru
- 15 April : 98 kasus baru
- 16 April : 223 kasus baru
- 17 April : 153 kasus baru
- 18 April : 79 kasus baru
- 19 April : 131 kasus baru
- 20 April : 79 kasus baru
- 21 April : 167 kasus baru
- 22 April : 120 kasus baru
- 23 April : 107 kasus baru
- 24 April : 99 kasus baru
- 25 April : 76 kasus baru
- 26 April : 65 kasus baru
- 27 April : 86 kasus baru
2. Rata-rata pemakaman menggunakan protap Covid-19 menurun selama PSBB
Rata-rata jumlah pemakaman menggunakan protap Covid-19 setiap harinya ternyata juga cenderung mengalami penurunan setelah PSBB diterapkan.
Dua minggu sebelum peneran PSBB atau pada rentang 26 Maret hingga 9 April 2020, rata-rata jumlah pemakaman menggunakan protap Covid-19 di Jakarta lebih dari 50 kasus atau lebih tepatnya 54,8 kasus.
Bahkan, pada 7 April 2020 lalu, ada 71 jenazah yang dimakamkan menggunakan protap Covid-19.
Kemudian, setelah penerapan PSBB pada 10 April lalu, jumlah ini mulai mengalami penurunan cukup signifikan.
Bahkan, dalam rentang 10 April hingga 24 April 2020, rata-rata pemakaman menggunakan protap Covid-19 menurun hampir 10 kasus per hari atau tepatnya 45,5 kasus.
Berikut rincian pemakaman menggunakan protap Covid-19 selama PSBB :
- 10 April : 48
- 11 April : 40
- 12 April : 56
- 13 April : 50
- 14 April : 57
- 15 April : 40
- 16 April : 33
- 17 April : 47
- 18 April : 51
- 19 April : 33
- 20 April : 40
- 21 April : 42
- 22 April : 54
- 23 April : 47
- 24 April : 45
Seperti diketahui, pemakaman penggunakan protap Covid-19 ini sendiri tak hanya berlaku untuk pasien positif Covid-19 yang meninggal, tapi juga berlaku bagi pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang meninggal sebelum mendapat hasil tes laboratorium.