Pasutri Tewas di Bekasi

Geger Pasutri Tewas di Rumahnya, Warga Sempat Dibuat Kebingungan Karena Petugas Pakai APD

Dia sempat khawatir kabar simpang siur yang beredar di masyarakat terus bergulir dan membuat resah

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Yusuf Bachtiar
TKP rumah penemuan jasad pasutri di Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Warga Kampung Pedurenan, RT01/07, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, dibuat geger dengan penemuan jasad pasangan suami istri (pasutri) di sebuah rumah, Senin, (27/4/2020).

Adi Hardi, ketua RT setempat yang pertama melihat langsung jasad kedua warganya itu mengatakan, di tengah pandemi virus corona ini banyak kabar simpang siur beredar di masyarakat.

"Terus terang kita juga nunggu biar cepet terungkap, soalnya masih misterius (penyebab) kematiannya)," kata Adi kepada TribunJakarta.com, Selasa, (28/4/2020).

Dia menjelaskan, tidak sedikit warga yang bertanya-tanya soal kejadian penemuan jasad pasutri.

Apalagi ketika melihat petugas evakuasi jenazah tiba dengan alat pelindung diri (APD) lengkap, disertai tim dari Puskemas beserta segala perlengkapannya.

Adapun protokoler penggunaan APD itu merupakan standar operasional prosedur (SOP) sebagai langkah antisipasi penemuan jasad selama wabah virus corona.

"Banyak yang nanya, kenapa penyebab kematiannya, cumakan saya enggak bisa jawab, adanya yang nanya apakah karena Covid-19, banyak simpang siur," ucapnya.

Dia sempat khawatir kabar simpang siur yang beredar di masyarakat terus bergulir dan membuat resah.

"Saya khawatir ini jadi isu yang berkepanjangan di masyarakat, makanya kita lagi nunggu aja informasi dari polisi apa penyebab kematiannya," terang Adi.

Sebelumnya diberitakan, polisi melalui serangkaian pemeriksaan menyimpulkan, penyebab kematian pasutri ini diduga akibat sang suami membekap istrinya menggunakan bantal usai cekcok besar yang terjadi.

Sedangkan penyebab kematian sang suami menurut kesimpulan polisi, ia diindikasi mengalami serangan jantung akibat kalap usai membekap sang istri.

"Nah, suaminya ini punya jantung. Ada indikasi kena itu," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri saat menerima kunjungan Tribunnews.com, Selasa (28/4/2020).

Penemuan jasad pasutri pertama kali diketahui warga sekitar yang tinggal berdekatan dengan tempat kejadian perkara (TKP).

Warga saat itu curiga melihat rumah dalam keadaan pintu setengah terbuka, namun ketika berusaha dipanggil kedua penghuni rumah tak menunjukkan respon.

Ketua RT dan Linmas didampingi warga kemudian sama-sama mengecek kondisi dalam rumah, mereka langsung dikagetkan dengan penemuan jasad sang istri yang tergeletak di atas lantai ruang tamu.

Selanjutnya, warga juga menemukan jasad sang suami juga tergelatak di atas lantai ruang dapur.

Dari situ, ketua RT langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian dan jasad keduanya dievakuasi ke rumah sakit.

Langgeng (22), warga yang tinggal persis di depan rumah pasutri Karyadi dan Cristy mengaku, sempat mendengar suara keributan hebat di rumah tetangganya.

Suara itu terdengar cukup jelas di telinganya, dia masih ingat keributan antara suami dan istri tersebut terjadi malam hari.

Kira-kira sehabis azan magrib berkumandang, malam sebelum ditemukan tewas pada keesokan harinya.

"Habis magrib kira-kira saya dengar suara ribut-ribut, cuma waktu itu yang yang kedengaran cuma suara istrinya," kata Langgeng, Selasa, (28/4/2020).

Langgeng dan warga sekitar yang bermukim tidak jauh dari kediaman pasutri, mengaku sudah biasa mendengar suara keributan.

Bahkan suara cekcok malam itu dianggap tidak ada beda dengan keributan-keributan yang sudah pernah terjadi.

Kalimat umpatan hingga kata-kata cacian menjerumus kasar menurut Langgeng, sudah pasti terdengar dan keluar daru mulut sang istri.

"Pas sorenya masih keliatan beli gorengan berdua, tapi pas magrib udah berisik banget, istrinya nangis teriak-teriak kata-kata kasar," ungkapnya.

Langgeng menambahkan, sang suami selama ini ketika terdengar suara keributan lebih cenderung diam.

"Kalau suaminya jarang kedengeran suaranya, dia kebanyakan diam aja, suaminya lebih tua sekitar 50an umurnya kalau istrinya sekitar 40an tahun," ujarnya.

Meski kerap terdengar keributan, warga selama ini tidak pernah ada yang mengusik urusan rumah tangga pasutri tersebut.

Perbanyak 5 Amalan Ini di 10 Hari Pertama Bulan Ramadan, Penuh Curahan Rahmat

Berikut 5 Makanan untuk Sahur agar Kenyang Lebih Lama saat Puasa

5 Fakta Simpatisan Satgas Covid-19 Dikeroyok Kakak Beradik: Patah Tulang, Berawal dari Teriakan

Langgeng menuturkan, taraf keributan antara pasangan suami istri itu, sejauh yang dia tahu memang sebatas cekcok tidak pernah ada keributan sampai melakukan kekerasan fisik.

"Kalau ribut suara aja kedengeran, enggak ribut-ribut sampai kedengeran piring pecah, warga sini mau nyamperin enggak enak (ketika mendengar keributan) karena itukan urusan rumah tangga orang, kecuali kalau ada yang minta tolong baru warag beranikan," tegas dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved