Pengupas Kerang Hijau di Muara Angke Ikut Rasakan Dampak Pandemi Covid-19

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - Para pengupas kerang hijau yang tinggal dan bekerja di kawasan Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, turut merasakan dampak dari situasi pandemi Covid-19.

Meskipun hasil tangkapan dari nelayan kerang masih normal, harga jual kerang yang diolah dan dikupas para pekerja ini menurun.

Suryadi, nelayan sekaligus Ketua RT 06/RW 022 Pluit, mengaku penurunan pendapatan para pengupas kerang cukup drastis.

Para pengupas kerang ini mendapatkan upah sebesar Rp 30 ribu dalam sehari. Mereka juga mendapatkan upah dari menjual kerang.

Yang menurun adalah harga jual kerang di pasaran, yakni dari sebelumnya berkisar Rp 25-35 ribu menjadi sekitar Rp 15-17 ribu per kilogramnya.

• Cerita Warga Berstatus PDP: Sempat Dikucilkan Tetangganya, Ternyata Hasilnya Negatif Covid-19

"Makanya yang ngerebus kerang itu udah pada tutup," kata Suryadi, Kamis (7/5/2020).

"Permasalahannya kan tadinya harga kerang Rp 25 ribu sekarang bisa Rp 15 ribu," imbuh dia.

Menurut Suryadi, menurunnya harga jual kerang di pasaran tidak terlepas dari berkurangnya pembeli di tengah pandemi Covid-19.

Pasar yang biasa menyetok produk hasil pengupas kulit kerang Muara Angke kini juga mengurangi pesanan mereka.

Akhirnya, tak sedikit pengupas kerang yang menjual kerang siap masak ke rumah-rumah makan.

"Ya sebagian ada yang jual (kerang) ke warteg. Biar ada penjualan yang agak mahal, langsung ke pedagang makanan," jelas Suryadi.