Virus Corona di Indonesia

Cerita Warga Berstatus PDP: Sempat Dikucilkan Tetangganya, Ternyata Hasilnya Negatif Covid-19

Diizinkan pulang usai dinyatakan negatif Covid-19, satu diantara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih jadi buah bibir di masyarakat.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA
Pasien PDP virus corona di RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya malah dijadikan tontonan warga saat akan dipindahkan oleh tim medis berpakaian hazmat lengkap, Jumat (20/3/2020) pagi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Diizinkan pulang usai dinyatakan negatif Covid-19, satu diantara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) masih jadi buah bibir di masyarakat.

Mawar, nama disamarkan merupakan PDP yang menjalani perawatan sejak Jumat (17/4/2020) di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.

Statusnya naik dari Orang Dalam Pemantauan (ODP) usai dua minggu melakukan isolasi mandiri, dan masih merasakan nyeri dada serta sesak napas.

Sontak hal ini mengejutkan tetangga sekitar rumahnya yang ada di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Mawar menuturkan sejumlah tetangga mulai menjauhinya termasuk menutup rumah mereka secara rapat-rapat.

Anggap Cucu Somantri Tak Mengerti Peraturan Perseroan, 3 Direktur PT LIB Mengadu ke Pemegang Saham

"Inilah yang saya bilang pengetahuan mereka masih kurang. Kalau sudah PDP sebagian orang berpikir itu sudah positif. Jadi dari awal sebenarnya saya sudah dapatkan hal serupa dari tetangga," katanya kepasa TribunJakarta.com, Kamis (7/5/2020).

Desas-desus mengenai dirinya kian hari semakin menjadi. Mawar merasa dirinya seperti tersangka kasus berat, hingga satu diantara temannya memberitahukan gosip perihal dirinya.

"Aduh gua (saya) pusing nih, tetangga pada ngomongin lu begini begitu," ujar tetangganya.

Dampak Pandemi Covid-19, Pemprov DKI Jakarta Berencana Potong Tunjangan dan Tiadakan THR PNS

Sambil mengelus dada, Mawar coba mengikhlaskan perkataan tetangganya.

Klimaksnya, ia benar-benar tak kuat pada gunjingan yang terus terdengar dan sampai ke telinganya.

Ia pun memilih dirujuk ke RSD Covid-19 Wisma Atlet.

"Pertama memang ngga miliki cukup ruangan kan. Alasan lain yang selama ini saya sembunyikan ialah karena saya merasa terbebani secara mental. Omongan tetangga begini begitu rupanya ngaruh banget dan buat saya drop," katanya.

"Bahkan saudara saya sendiri, benar-benar menutup rumahnya rapat-rapat padahal rumah kami sebelahan. Jadi dia kalau butuh teriak dari depan dan terkesan ngga sopan. Dia begitu karena ada saya di rumah yang mereka pikir saya ini sudah positif," lanjutnya.

Akhirnya, permintaan rujukannya disetujui dan petugas Puskesmas datang ke rumahnya dengan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved