Virus Corona di Indonesia
Kisah Kusir Delman di Kala Pandemi: Penumpang Sedikit, Makanan Kuda Irit
Yanto ialah satu dari 11 kusir delman yang tinggal dan menetap di sebuah sudut kolong tol RT 10/RW 06 Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK - Sambil bertelanjang dada, Haryanto (45) sibuk menggosok dan menyikati tubuh seekor kuda bernama Joni, Senin (11/5/2020) siang.
Kuda jantan peranakan Sumba berusia 9 tahun tersebut kini sudah menjadi sebuah aset berharga bagi Haryanto, yang akrab disapa Yanto.
Bagi Yanto, Joni adalah sumber pendapatan. 12 tahun terakhir, Joni sudah menemani hari-hari Yanto menyusuri jalanan Ibukota dalam rangka mencari rezeki.
Yanto ialah satu dari 11 kusir delman yang tinggal dan menetap di sebuah sudut kolong tol RT 10/RW 06 Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Di kolong tol itu pula, selama 12 tahun terakhir, habitat buatan diadakan untuk 11 ekor kuda delman.
Suasana Senin siang di kolong tol tersebut cenderung sepi.
Yanto masih sibuk membersihkan tubuh Joni, sementara para kusir lainnya sibuk merawat kuda masing-masing atau sekadar bersantai dalam teduh dan temaramnya kolong tol itu.
Tak ada satupun dari mereka yang berkeliling mencari penumpang.
Keadaan seperti ini sudah terjadi dua bulan terakhir atau sejak pandemi Covid-19 memasuki Indonesia pada awal Maret lalu.
Para kusir delman semakin tak bisa mencari penumpang setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlangsungkan.
"Kita terdampak juga ya. Yang pertama tidak bisa narik, lalu sepi karena penumpang juga tidak ada. Semenjak adanya corona ini, sudah mau memasuki dua bulan," kata Yanto yang merupakan warga asli Brebes, Jawa Tengah.
Sebelum pandemi melanda, para kusir delman ini biasa mencari penumpang sejak pagi hingga malam hari di sekitaran permukiman Tanjung Priok, Kemayoran, maupun di kawasan wisata Monumen Nasional.
Kini, sekali berkeliling, palingan hanya ada satu ada dua penumpang yang naik.
Pendapatannya dalam sehari mengemudikan delman yang sebelumnya bisa mencapai Rp 100.000 lantas menurun menjadi sekitar Rp 20-30 ribu.