Terjual Puluhan Ton & Beroperasi 1 Tahun, Kronolgi Pedagang Daging Sapi yang Ternyata Daging Babi
Aparat Polresta Bandung mengungkap penjualan daging babi yang diolah menyerupai daging sapi di Kabupaten Bandung.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Saya tak tahu jualannya daging babi, yang saya tahu daging (sapi).
"Namun setelah ada kiriman yang dari Solo, langsung kejadian digerebek," kata Eka, Senin.
Eka pun mengaku tak pernah curiga jika daging-daging itu bukan daging sapi.
"Saya kerja ngiloan daging, tahunya daging sapi," ungkapnya.
Harga Daging Lebih Murah
Sementara itu, seorang warga bernama Andi mengaku tak mengetahui daging apa yang dijual oleh para pelaku.
Ia mengatakan, tak banyak warga sekitar yang membeli daging olahan dari T dan MP tersebut.
Menurutnya, warga khawatir karena harga daging yang dijual lebih murah dari harga di pasaran.
"Memang tak banyak warga yang beli daging ke situ karena harganya murah, takut daging yang sudah lama dan ada bakterinya. Bukan curiga daging tersebut daging babi," ungkap dia.

Tips Beli Daging
Dikutip dari TribunJabar.id, Kapolresta Bandung, Kombes Pol Hendra Kurniawan, juga menyebut bahwa olahan daging sapi yang ternyata daging babi tersebut, dijual lebih murah.
"Biasanya daging ini ditawarkan dengan harga yang relatif lebih murah, artinya, bisanya ada perbedaan Rp 20-30 ribu dari harga pasaran," ujar Hendra, di Pasar Baleendah, Selasa (12/5/2020).
Ia mengimbau, sebaiknya masyarakat membeli daging di toko-toko, loss, atau kios yang mendapat sertifikasi halal.
"Jangan membeli di pinggir jalan, (pedagang tanpa izin atau kaki lima) kemungkinan terjadi kasus (di tempat) seperti itu," katanya.
Menurutnya, daging babi itu relatif lebih pucat dan lebih putih karena banyak lemaknya.
"Sedangkan daging sapi lebih merah karena unsur dagingnya lebih banyak," ungkap Hendra.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Terbongkarnya Penjualan Daging Sapi yang Ternyata Babi di Bandung"