Virus Corona di Indonesia

Membaca Makna Tenaga Medis Tunjukan Kertas Bertuliskan 'Indonesia Terserah' yang Trending di Twitter

Sebuah foto seorang tenaga medis memegang selembar kertas bertuliskan 'Indonesia Terserah' viral di media sosial.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Erik Sinaga
Istimewa/Tangkap layar Instagram Dr Tirta
Postingan Dr Tirta tenaga medis foto Indonesia Terserah (16/5/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebuah foto seorang tenaga medis memegang selembar kertas bertuliskan 'Indonesia Terserah' viral di media sosial.

Foto tersebut juga menjadi trending di media sosial Twitter sejak hari Jumat (15/5/2020) sampai hari ini Sabtu (16/5/2020), disertai tagar #indonesiaterserah menjadi trending.

Berikut beberapa unggahan yang muncul di Twitter.

Selain unggahan di atas, influencer dr Tirta Mandira Hudhi juga membuat postingan terkait hal serupa.

Penjelasan psikolog

Guru Besar Psikologi Sosial UGM Prof Faturochman menjelaskan tulisan "Indonesia Terserah" yang ramai di media sosial tersebut, meskipun bernada menyerah, sebenarnya para tenaga medis tidak menyerah.

"Itu protes, jadi bukan menyerah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Faturochman mengatakan para tenaga medis tidak mungkin menyerah, karena mereka imbuhnya sudah disumpah.

Saat ini, yang terjadi yakni kekhawatiran di dunia medis. Pasalnya dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) artinya peluang penyebaran virus corona dapat meningkat lagi.

Pelonggaran itu kentara terlihat pada sektor transportasi, yakni dengan kemudahan sejumlah akses transportasi, mulai dari darat dengan operasional bus AKAP, kereta api hingga pesawat terbang.

Beban semakin berat

Pemandangan antrean mengular dan penumpukan penumpang mengabaikan physical distancing di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta,  Kamis (14/5/2020).
Pemandangan antrean mengular dan penumpukan penumpang mengabaikan physical distancing di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (14/5/2020). (Istimewa)

"Dengan PSBB yang tidak seketat lockdownpun kasus masih ada terus. Apalagi jika dilonggarkan. Beban tenaga medis akan makin berat," terangnya.

Selain itu, Faturochman menjelaskan di awal pandemi yang terjadi yakni para tenaga medis kekurangan APD, pengetahuan tentang Covid-19, obat-obatan, dan sebagainya.

Sehingga dari awal mereka ingin masyarakat di rumah saja.

Tetapi apa yang terjadi saat ini, melihat kondisi sekarang, sepertinya mereka kecewa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved