Antisipasi Virus Corona di DKI
Kisah Para Penderma Berbagi di Bulan Ramadan: dari Bagikan Takjil, Pakaian Layak Pakai hingga APD
Pagebluk Covid 19 memporak-porandakan segala sektor. Perekonomian warga pun tertatih-tatih mencoba bangkit dari keterpurukan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Suharno
Sementara itu, Komisi Keadilan Perdamaian bersama LDD dan Gropesh (Gerakan Anak Peduli Sampah) juga turut andil berbagi dengan sesama.
• Cara Aktivasi Promo Telkomsel: Mulai dari Kuota Gratis hingga Paket Internet 10 GB Hanya Rp 10 Ribu
Mereka mengadakan Gerakan Buka Lemari untuk Berbagi.
Program ini merupakan kegiatan mengumpulkan pakaian layak pakai dan bersih kepada warga yang membutuhkan.
"Mumpung kita di rumah aja (masa PSBB) bisa beres-beres kan. Banyak baju yang sudah kekecilan atau yang memang tidak dipakai lagi tapi masih layak pakai kenapa tidak kita sumbangkan untuk yang membutuhkan," ujar PIC kegiatan, Mona Windoe.
Selain itu, pakaian layak pakai itu akan diberikan kepada para korban kebakaran di Tambora, Jakarta Barat.
Sumbang Pelindung Wajah
Para ibu-ibu rumah tangga dari Komunitas Homeschooling Charlotte Mason di Tangerang Selatan, Banten juga melakukan hal sama.

Mereka prihatin dengan kondisi keterbatasan alat pelindung diri yang dialami petugas medis.
Dari sekian alat pelindung diri yang dibutuhkan, mereka kemudian berinisiatif membuat pelindung wajah untuk petugas medis.
"Kami lihat face shield sederhana dan mudah dibikin di rumah," ungkap anggota Komunitas, Memoy Mujanah saat dihubungi TribunJakarta.com pada Selasa (19/5/2020).
Awalnya, Komunitas ini menyumbangkan banyak alat pelindung wajah ke sekitaran Jabodetabek.
Rumah sakit besar pun meminta bantuan kepada Memoy dan ke delapan temannya untuk memproduksi alat pelindung wajah secara masal.
Alat pelindung wajah sudah dikirimkan ke sejumlah tempat, di antaranya, Wisma Atlet, Rumah Sakit Fatmawati dan Harapan Kita.
Selama kurang lebih dua bulan, ibu-ibu rumah tangga ini sudah memproduksi sebanyak 3.000 alat pelindung wajah sekali pakai dan 200 pelindung wajah berbahan impraboard.
Memoy dan teman-temannya akan terus memproduksi alat pelindung wajah selama permintaan masih ada.
"Saya berharap apa yang kami lakukan bisa menginspirasi baik individu, komunitas, atau masyarakat untuk bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat juga di masa pagebluk ini," pungkasnya.