Virus Corona di Indonesia

Cerita Dokter saat Merawat Pasien Covid-19, Tidak Ada Libur Hingga Harus Tahan Rindu pada Keluarga

Minimnya jumlah sumber daya manusia pun memaksa para petugas medis yang sedang menjalani masa isolasi untuk tetap bekerja

Editor: Muhammad Zulfikar
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Virus Corona 

Selama masa isolasi, Dokter A mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah membantu para petugas medis mendapatkan penginapan khusus yang berlokasi di wilayah dekat rumah sakit.

"Ada penginapan difasilitasi oleh Kemenparekraf, kami biasa dapat penginapan yang tidak jauh dari situ (rumah sakit) biasa dua minggu waktu isolasi," kata Dokter A.

Kendati demikian, Dokter A menyebut bahwa tidak semua rumah sakit di Jakarta telah menerapkan sistem yang serupa.

Beberapa petugas medis di beberapa rumah sakit bahkan dikatakan tidak dapat menangani pasien pengidap Covid-19.

"Tapi tidak semua rumah sakit sama seperti rumah sakit tempat saya bekerja. Terlebih dari segi fasilitas yang tersedia," kata dia.

Curhat Pilu Dokter Emilia Nissa: Tahukah Kalian Ada Petugas Menangis Tahan Rindu Ketemu Keluarganya?

Wabah virus corona sudah merenggut banyak korban jiwa. Tidak terkecuali para dokter dan petugas medis.

Baru-baru seorang perawat di RS Royal Surabaya Ari Puspitasari yang sedang hamil 4 bulan meninggal akibat Covid-19

Melihat hal ini tentu membuat sebagian orang menjadi sedih. Namun ada juga yang tak peduli. Lihat saja bagaimana pasar dan sebagian mal yang nekat buka menjelang Lebaran.

Bahkan trending juga #TerserahIndonesia yang digaungkan para dokter.

Bukan karena mereka menyerah merawat pasien Covid-19, namun mereka sudah tak peduli dengan masyarakat yang tidak mau mengikuti aturan PSBB.

Seorang dokter bernama Emilia Nissa Khairani mencurhatkan isi hati soal kondisi ini.

Curhatan dokter yang juga anggota IDI Padang, Sumatera Utara menjadi viral lantaran dibagikan ke banyak media sosial. Berikut curhatannya dikutip Wartakotalive.com dari akun facebook dan instagram.

Sudah hampir 2 bulan saya dan suami tidak sekamar dengan anak2, dan memakai masker sepanjang hari saat interaksi dengan anggota seisi rumah.

Selama itu pula saya tidak mencium mereka. Sementara mereka setiap saat membuka pintu kamar saya dan berharap dipeluk dan dicium Umi dan Abi.

Awalnya kami pikir ini tak akan lama. Namun begitu ada berita bahwa PSBB dilonggarkan dan himbauan untuk penyelenggaraan lagi shalat berjamaah di Masjid, kami nyaris putus asa.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved