Virus Corona di Indonesia

Sindiran dan Aksi Dukung Petugas Medis, Protes Banyak Warga Keluar Rumah & Pergi ke Mal Saat Pandemi

Henry untuk turun ke jalan dan menggelar aksi tunggal dengan mengenakan baju hazmat lengkap, mengungkapkan keprihatinan terhadap warga yang keluar.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
Kominfotik Jaksel
Petugas mengenakan APD lengkap dan membawa peti jenazah di tepi jalan di depan TPU Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2020). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Henry Sulfianto mengungkapkan keprihatinan terhadap warga yang berbondong-bondong ke mal dan pasar lewat aksi yang mengundang perhatian.

Warga asal Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengaku prihatin dengan banyaknya warga masih berbondong-bondong ke mal dan pusat keramaian lainnya.

"Kami jujur sangat prihatin. Mereka lupa ada tim medis yang terus berjuang. Banyak para medis yang berjuang untuk merawat pasien corona, tapi ini masih banyak masyarakat yang mengerumuni mal dan santai," ujar dia.

Kondisi tersebut memicu Henry untuk turun ke jalan dan menggelar aksi tunggal dengan mengenakan baju hazmat lengkap.

Dirinya pun berteriak-teriak menyindir warga sekitar, Kamis (21/5/2020).

"Biar kami yang ada di dalam. Kami capek, kami capek, ayo keluar rumah semua. Kalau ingin Indonesia seperti Ekuador, ayo keluar rumah semua," ujar pria itu dalam rekaman video yang diunggah akun Instagram @ndorobei, dilansir dari Surya.co.id.

Menganakan APD lengkap Henry menjelaskan, aksi itu sebagai wujud dukungannya kepada para petugas medis.

"Kami peduli terhadap para medis yang sudah berjuang mati-matian melawan Covid-19. Di sisi lain, kami juga prihatin karena masyarakat tetap berbelanja baju menjelang Lebaran tanpa memikirkan risiko penyebaran Covid-19," katanya usai aksi.

Seperti diketahui, warganet ramai dengan tanda pagar alias tagar #IndonesiaTerserah.

Warganet menyuarakan kekecewaan mereka tentang kebijakan pemerintah yang dianggap melonggarkan pergerakan masyarakat menjelang Lebaran.

Di media sosial Twitter, twit yang diunggah tak hanya mengkritik pemerintah, tetapi juga perilaku sebagian masyarakat yang tak disiplin dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Mereka meramaikannya dengan unggahan foto tenaga medis membawa tulisan " Indonesia Terserah".(*)

Petugas aksi bawa peti jenazah

Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan melakukan sebuah kampanye sosial di Taman Pemakaman Umum (TPU).

Mereka menempatkan dua petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sambil membawa peti jenazah.

Selain itu, petugas juga memasang spanduk yang berisi imbauan terkait pencegahan penularan virus corona ( Covid-19).

"Akhir-akhir ini kan masih ada masyarakat yang ziarah ke TPU. Harapannya setelah ini bisa berkurang dan masyarakat semakin patuhi PSBB," kata Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan, Winarto, saat dikonfirmasi, Jumat (22/5/2020).

Kampanye ini, jelas Winarto, dilakukan di empat TPU. Keempatnya adalah TPU Tanah Kusir, Jeruk Purut, Menteng Pulo, dan Kampung Kandang.

"Mulai hari ini sudah kita sosialisasikan kepada pengunjung yang ziarah. Masyarakat di jalan juga bisa lihat karena kita juga pasang spanduk," tutur dia.

Menurut dia, kampanye petugas mengenakan APD lengkap sambil membawa peti jenazah akan berlangsung selama tiga hari ke depan hingga Minggu (24/5/2020).

"Petugas yang pakai APD kasihan kalau terus-menerus, panas juga. Itu saja setiap dua jam ganti orang," ujar Winarto.

Ingatkan korban terus bertambah

emerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan mengingatkan masyarakat bahwa korban dari wabah virus corona ( Covid-19) masih terus bertambah.

Melalui Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan, mereka melakukan kampanye sosial dengan menempatkan dua petugas mengenakan alat pelindung diri ( APD) lengkap.

Tak hanya itu, petugas tersebut juga membawa peti jenazah dan berdiri di pinggir jalan.

"Paling tidak masyarakat melihat petugas, terus ada petinya, bahwa Corona ini korbannya sudah banyak," kata Kasudin Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan, Winarto, saat dikonfirmasi, Jumat (22/5/2020).

"Kita yang masih sehat harus hati-hati dengan cuci tangan dan membatasi jarak," lanjut dia.

Papan nisan 'Indonesia bin terserah'

Viral papan nisan tertulis ''Indonesia bin terserah kalian, kami tunggu di sini TPU Jombang, Tangerang Selatan.''

Papan nisan itu cara petugas pemakaman TPU Jombang menyampaikan kekecewaan terhadap pemerintah dan masyarakat karena meremehkan virus corona.

Tagar Indonesia Terserah sempat menjadi trending topic di Twitter. Tagar ini mewakili ungkapan kekecewaan tenaga medis.

Dikutip dari Tayangan Kompas TV, Dokter Relawan Covid-19 Debryna Dewi menceritakan asal muasal lahirnya tagar tersebut, (17/5/2020).

Ia menegaskan tagar tersebut bukanlah tanda bahwa para tenaga medis menyerah dalam perjuangan menghadapi pandemi Covid-19.

Justru sebaliknya tagar tersebut menandakan para tenaga medis akan terus berjuang menghadapi Covid-19.

"Banyak menyalahartikan Indonesia terserah seakan-akan kita nyerah, seakan-akan tenaga medis setop di sini. Oh enggak sama sekali," ucap Debryna.

Lewat tagar tersebut para tenaga medis tidak akan lagi ambil pusing terkait sikap masyarakat yang meremehkan soal pandemi Covid-19.

Debryna menyinggung tantangan para tenaga medis di Indonesia saat ini, satu di antaranya adalah sikap masyarakat yang membandel.

"Kalau Indonesia Terserah itu tagarnya hanya menunjukkan terserah lu mau ngapain, kita tetep kerja kok. Terserah lu mau ngapain, kita tetap tidak akan menyerah," ungkap dia.

Ia memastikan tagar Indonesia Terserah bukanlah sebuah bentuk protes.

Diakui Debryna bersama tenaga medis lain, mereka tidak suka melihat masyarakat melanggar aturan penanganan Covid-19.

"Bukan protes, artinya kami memang tidak menyukai ketidakpatuhan masyarakat untuk melanggar PSBB," ucap dia.

Dukungan Petugas Makam

Nah, jerita para tenaga medis ini disambut dan didukung petugas pemakaman di TPU Jombang, Ciputat.

Petugas TPU Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan menyerukan kekecewannya dengan membuat tulisan di papan nisan dengan kalimat Indonesia Bin Terserah Kalian. Kami Tunggu di sini TPU Jombang, Tangerang Selatan. Hal ini sebagai bentuk penyampaian kepada masyarakat yang masih melanggar aturan di rumah saja. Pembuatan tulisan pada papa nisan ini dilakukan pada, Rabu (13/5/2020). (Inset) Tangkapan layar postingan Dr Tirta soal Indonesia Terserah, Sabtu (16/5/2020).
Petugas TPU Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan menyerukan kekecewannya dengan membuat tulisan di papan nisan dengan kalimat Indonesia Bin Terserah Kalian. Kami Tunggu di sini TPU Jombang, Tangerang Selatan. Hal ini sebagai bentuk penyampaian kepada masyarakat yang masih melanggar aturan di rumah saja. Pembuatan tulisan pada papa nisan ini dilakukan pada, Rabu (13/5/2020). (Inset) Tangkapan layar postingan Dr Tirta soal Indonesia Terserah, Sabtu (16/5/2020). (Kolase Tribun/Dokumentasi TPU Jombang via Kompas.com)

Pemerintah Kota Tangerang Selatan menjadikan TPU Jombang, Ciputat, sebagai pusat pemakaman pasien kasus Covid-19 di Tangerang Selatan.

"Intinya PSBB kan gagal ya, banyak orang yang keluar (rumah) dan juga toko kecil ditutup, yang besar (mal) dibuka," kata Kepala TPU Jombang, Tabroni saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Menurut Tabroni, cara mengungkapkan kata-kata kecewa lewat nisan menjadi dukungan petugas pemakaman kepada tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Kata Tabroni, dokter terus berupaya membuat pasien sembuh dari Covid-19.

Namun sangat disayangkan, banyak warga yang melanggar kebijakan pemerintah dengan keluar rumah.

Banyak anggota masyarakat yang keluar rumah tanpa kepentingan, bahkan berkumpul dengan tidak menjaga jarak atau physical distancing.

"Iya ini bentuk support tenaga medis saja. Kita buat (kalimat pada nisan) minggu kemarin," sambung Tobroni.

Tabroni berharap, aksi tersebut dapat membuka mata bagi masyarakat yang melanggar untuk lebih patuh pada peraturan tidak keluar rumah.

Terlebih lagi, ketika melihat data jenazah kasus Covid-19 yang sudah mencapai 97 di TPU Jombang.

"Ya mudah-mudahan tidak bertambah lagi, karena tenaga kita juga sudah terkuras," beber dia. (TribunJakarta.com/Annas/Jaisy/Kompas.com/David Oliver Purba).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Henry, Pria Berhazmat Sindir Warga Tak Peduli Corona: Kami Prihatin"

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved