Bajaj Tabrak Transjakarta

Sopir Transjakarta Akui Sempat Keluar Jalur sebelum Bus Dihantam Bajaj yang Melaju Cepat

Bus Transjakarta terlibat kecelakaan di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, sempat keluar jalur sebelum dihantam bajaj.

TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Daryono (41), sopir bajaj yang terlibat kecelakaan maut di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020). 

Namun, ia berpendapat bahwa kecelakaan bisa terhindarkan apabila bus Transjakarta tersebut tetap melaju di jalurnya.

Kecelakaan terjadi antara Bus Transjakarta dengan bajaj di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020) pagi.
Kecelakaan terjadi antara Bus Transjakarta dengan bajaj di persimpangan Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (25/5/2020) pagi. (ISTIMEWA)

Apalagi, ketika bajaj menghantam badan bus, menurut Daryono sopir bus tersebut tidak berupaya menghentikan laju dengan cekatan.

"Kalo Transjakarta tertib enggak mungkin makan korban. Karena yang arah ke situ (masuk ke Shelter) masih kosong jadi saya berusaha berhenti di situ. Kalo dia ngikutin jalur merah mungkin selamat," ucap Daryono.

"Saya langsung ngambil ke kiri ternyata masih kepapas. Akhirnya kebalik. Bus-nya ngebalik ke sini."

"Penumpang jebol terus masih jalan aja (busnya) bukannya ngerem, (korban) kelindas," lanjutnya.

Perihal kelebihan muatan, Daryono memang mengakui dirinya membawa empat penumpang.

Ia membagi penumpangnya di kursi depan dan kursi belakang.

"Ada empat penumpang. Di depan dua, di belakang dua. Kita ngebagi rata penumpangnya. Karena kan ada PSBB kan enggak boleh ada tiga di belakang," imbuhnya.

H-2 Lebaran, TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur Masih Ramai Didatangi Peziarah Hingga Sore

Korban baru sebulan jadi sopir bajaj

Korban tewas dalam kecelakaan ini bernama Aji Sofyan (26).

Menurut Daryono, Aji adalah seorang teman dekat sekaligus rekan sesama sopir bajaj.

Korban baru sebulan belakangan beralih menjadi sopir bajaj setelah sebelumnya bekerja sebagai sopir taksi.

Sehari-harinya Daryono selalu bertemu untuk sekadar menyapa atau mengobrol bersama korban.

"Kalo yang meninggal itu sopir bajaj baru. Awalnya kan sopir taksi, karena ekonomi susah, dia pindah ke bajaj," kata Daryono.

Daryono menceritakan, kecelakaan berawal saat korban meminta dijemput untuk diantarkan ke rumahnya di daerah Pademangan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved