Sisi Lain Metropolitan
Kisah Ikhsan Gagal Pulang Kampung Usai di-PHK, Berpindah Tempat saat PSBB hingga ke GOR Tanah Abang
Ikhsan Durori Mustafa (43) dan Iis Mayanti (41) menghuni tempat penampungan korban terdampak Covid-19 di GOR Tanah Abang Jakarta Pusat.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Di salah satu sudut ruangan GOR Tanah Abang, Ikhsan Durori Mustafa (43) dan Iis Mayanti (41) terbaring di atas velbed masing-masing.
Suami istri itu sudah hampir sebulan menghuni GOR yang dijadikan tempat penampungan sementara bagi korban terdampak Covid-19.
Tak ada pilihan bagi mereka selain harus beradaptasi tinggal di GOR tersebut.
Badai pandemi yang tak kunjung usai, mengakibatkan Ikhsan kehilangan pekerjaan di Ibu Kota.
• Tiba di Stasiun Gambir, 5 Penumpang Kereta Api dari Surabaya Tak Punya SIKM dan Langsung Dikarantina
Pria yang baru bekerja sebagai manajer penata graha di sebuah hotel di Ibukota itu terombang-ambing dalam ketidakpastian hidup kala pandemi datang meneror.
Sekitar bulan Maret, Ikhsan di- PHK oleh pihak hotel yang kehilangan banyak tamu.
Saat di- PHK Ikhsan mengaku tak diberikan gaji lantaran baru genap sebulan bekerja di hotel itu.
Karena tak ada pemasukan dan tabungan, Ikhsan terpaksa keluar dari rumah kontrakannya di kawasan Ciledug.
Dia dan Iis kerapkali berpindah-pindah tempat tinggal menumpang di rumah teman-temannya di tengah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB).

Sebabnya, Ikhsan selalu gagal ketika mau pulang menuju kampung halaman di Wonogiri, Jawa Tengah.
• Pemprov DKI Jakarta Tolak 4.544 Permohonan Surat Izin Keluar Masuk Karena Tak Penuhi Syarat Ini
Sudah tiga kali ia berupaya untuk menembus penyekatan di wilayah perbatasan Jakarta.
Namun, petugas yang berjaga tetap meminta Ikhsan dan Iis putar balik.
"Saya dicegat disuruh putar balik, jam 12 malam saya coba lagi gagal, besoknya jam 2 siang tetap saja tidak bisa. Saya dicegat di Kalimalang," ungkapnya kepada TribunJakarta.com.
• Jadwal Masuk Sekolah Tahun Ajaran Baru 2020/2021, Kemenko PMK: Bisa Juli, Bisa Juga Januari 2021
Salah satu teman Ikhsan dari grup Indonesian Housekeeper Association, memberitahukan bahwa ada tempat penampungan sementara di GOR Tanah Abang.
Ikhsan dan Iis yang sudah terusir dari kontrakannya akhirnya memutuskan tinggal sementara waktu di sana.
Hidup di GOR
Saat pertama kali tinggal di GOR, Ikhsan dan Iis tidur bersama-sama dengan sesama korban PHK. Ada juga para pemulung dan gelandangan.
Saat itu, sekira 70 jiwa menghuni tempat penampungan. Sampai ada yang tidur di lantai ruangan. Kini, jumlahnya berangsur menyusut.
Namun, kehidupan mereka di sana setidaknya diperhatikan pemerintah.
Ikhsan dan Iis mendapatkan jatah makan tiga kali sehari. Ruangan GOR pun dirasa nyaman meski ala kadarnya. Petugas juga mengadakan olahraga senam bagi para penghuni.
Ikhsan juga turut membantu bersih-bersih ruangan. Ia turut terbawa kebiasaannya bekerja sebagai penata graha.
Kendati sedang dilanda kesulitan hidup, Ikhsan mendapatkan pelajaran tinggal di GOR bersama dengan orang kecil.
"Di sini ternyata banyak orang susah, Di sini tinggal campur dengan pengemis dan gelandangan, saya belajar betapa uang seribu sangat berharga bagi mereka. Di sini saya melihat dengan jelas. jadi saya tahu betul, hidup ini adalah perjuangan," kata pria dua anak itu.
Selain itu, bila pandemi berakhir, dia ingin belajar mengatur keuangan agar memiliki simpanan uang. Iis juga mengingatkan agar mereka tidak boros.
Video call Ucapkan Selamat Ulang Tahun
Lebaran kali ini juga menjadi pengalaman baru buat sepasang suami istri itu. Selain hanya bisa menyantap opor ayam di tempat penampungan, mereka juga tak bisa bertemu dengan sanak saudara.
Apalagi, Ikhsan melewatkan momen ulang tahun anak sulungnya yang jatuh di hari raya Lebaran.
Kepada TribunJakarta, ia mengaku sedih tak bisa bertemu dengan anak perempuannya itu.
Alhasil, Ikhsan hanya bertatap muka lewat video call di hari raya Lebaran.
"Lebaran di sini saya sedih, karena kebetulan anak saya ulang tahun di sana pas lebaran. Saya video call sama dia saat Lebaran," ujarnya.
• Tidak Pakai Masker, Sopir Truk Pelanggar PSBB di Pademangan Jakarta Utara Disanksi Sosial
Ikhsan berharap pandemi ini lekas berlalu dan mereka bisa segera dipulangkan oleh pemerintah. Sebab, keuangan mereka sudah habis.
Mereka ingin memulihkan kondisi mental selama di kampung.
"Ini pengalaman pertama, mudah-mudahan terakhir kali juga. Kalau di sini kan mengharapkan orang terus. Sementara istirahat dulu (di kampung)," pungkasnya.