Sisi Lain Metropolitan
Tak Bisa Pulang Kampung Karena Covid-19, Cerita Wunta Isi Waktu Dengan Berjualan Layangan
Tak bisa pulang kampung akibat pandemi Covid-19, Wunta (78) isi waktu luang dengan berjual layangan.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Suharno
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Tak bisa pulang kampung akibat pandemi Covid-19, Wunta (78) isi waktu luang dengan berjual layangan.
Di depan pagar rumah warga, Wunta terlihat sedang duduk termenung sambil menunggu pembeli.
Beberapa benang dan layangan terlihat diletakkannya begitu saja dengan alas seadanya.
"Lupa mau bawa kardusnya. Makanya digelar aja dagangannya," ujarnya singkat kepada TribunJakarta.com, Rabu (27/5/2020).
• Satpol PP Tertibkan PKL di Kolong Flyover Asemka Jakarta Barat
Wunta menuturkan baru berjualan layangan beberapa bulan belakangan saja.
Sebelumnya, ia merupakan penjual burung, ayam dan bebek keliling.
Sejak kepergian sang istri, Dawi di tahun 2013, Wunta memutuskan menghabiskan waktunya untuk berjualan.
"Ini ma baru, dulu saya jualannya burung, ayam sama bebek. Pokoknya dari pas meninggalnya si ibu (istri), saya jualan buat isi waktu aja. Sebab dari dulu saya sudah biasa sibuk karena urus istri yang sakit. Jadi penginnya ada kesibukan juga," kata bapak 8 anak ini.

• Bertambah, Jumlah Pedagang Pasar Perumnas Klender yang Positif Covid-19 Jadi 5 Orang
Pada awal keputusan tersebut, Wunta menceritakan sempat tak disetujui oleh anak-anaknya.
Anak-anak Wunta mengkhawatirkan usianya yang sudah senja dan perlu banyak istirahat.
"Sudah bapak di rumah aja, banyakin istirahat,"
"Bapak nggak usah kerja nanti kelelahan,"
"Seperti itulah kata anak-anak saya. Sebab di Jakarta saya tinggal sama anak bungsu. Semua anak perhatian sama saya. Saya paham mereka nggak mau bapaknya kelelahan. Tapi saya juga enggak betah di rumah aja, cuma duduk aja," katanya.
Terus melakukan diskusi dan musyawarah, akhirnya anak-anak Wunta mengizinkannya untuk berjualan, denhan syarat tak kelelahan.