Sisi Lain Metropolitan
Pengusaha HP PGC Putar Otak Bertahan Hidup Tawarkan Jasa Servis di Pinggir Jalan Demi Gaet Pelanggan
Furqon, seorang pengusaha ponsel di Pusat Grosir Cililitan (PGC) mencari akal bagaimana tetap meraup pendapatan di tengah situasi sulit ini.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
Ia pun harus memerhatikan hidup mereka selama PSBB. Apalagi, banyak karyawannya yang sudah ikut bekerja selama 8 hingga 10 tahun.
"Daripada pusing, saya kumpulin di suatu tempat, masak aja deh beli kompor kecil. Jadi saya nyetok beras, sayur dan telor. Enak enggak enak enggak apa-apa yang penting bisa makan," ujarnya.
Furqon juga berupaya untuk meminta keringanan kepada pemilik kos-kosan karyawannya.
Ada yang berhasil mendapatkan keringanan ada yang tidak.
Setidaknya, dari hasil menjual jasa di pinggir jalan ini, Furqon masih bisa membiayai hidup karyawannya.
Dalam sehari, rata-rata karyawannya mendapatkan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu.
Namun, bisa juga lebih dari itu. Pasalnya, dari kisaran seribuan toko ponsel di PGC, hanya tujuh toko yang menggelar lapak di sana.
"Sejak begini ada yang dateng (pelanggan). Lumayan. Bisa buat makan daripada bingung di rumah," ujarnya.
Para karyawannya disuruh bekerja di dalam sementara Furqon menawarkan jasanya di pinggir jalan.
Di tepi jalan sekitaran PGC, bukan saja ia yang berjualan, ada juga orang yang menawarkan jasa servis.
Orang-orang itu suruhan dari pengusaha ponsel lainnya dari dalam. Biasanya mereka orang suruhan yang bukan berasal dari karyawan PGC.
Tidak semua pengendara motor yang menepi lekas percaya dengan Furqon.
Ada saja yang ragu dengannya kala menjajakan jasa servisnya.
Namun, ada keunggulan yang dimiliki Furqon ketimbang orang-orang suruhan itu.
"Saat mereka enggak yakin. Saya bilang kalau saya punya 7 toko di lantai 3 PGC. Semua sudah kenal dengan saya di sana," katanya.