Aniaya Nenek Karena Bansos, Ketua RT Soroti Buruknya Pendataan: Kerja Sudah Capek Tapi Disalahkan
Ketua RT berinisial AS pelaku penganiayaan terhadap Nenek Arni (70) menceritakan pengakuannya atas peristiwa yang terjadi.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Muji Lestari
TRIBUNJAKARTA.COM - Ketua RT berinisial AS pelaku penganiayaan terhadap Nenek Arni (70) menceritakan pengakuannya atas peristiwa yang terjadi.
Meski saat ini kedua pihak telah berdamai, kasus penganiayaan itu terus menuai sorotan.
Lantas bagaimana pengakuan ketua RT AS?
TONTON JUGA:
AS menjelaskan kejadian bermula ketika Nenek Arni marah-marah saat bantuan sosial (bansos) berupa beras dari Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat dibagikan.
• Jadwal Lengkap & Cara Daftar PPDB 2020 Jenjang SD di Jakarta, Layanan Informasi 24 Jam Nonstop
AS mengaku tak sengaja menganiaya karena ia dalam keadaan lelah usai mengurus bansos.
Bankah, saat itu Nenek Arni menuduh dirinya sebagai maling.
Perkataan Nenek Arni itu diucapkan di depan warga Kampung Harapan, Desa Sukamaju, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
FOLLOW JUGA:
"Di sana saya dimaki-maki, dituduh maling di depan banyak orang. Makanya saya refleks bela diri dan kebetulan kena muka dia (Nenek Arni)," aku AS dilansir dari Kompas.
AS menilai terjadi salah paham tentang penyaluran bansos dari Bupati Bogor berupa beras 30 kilogram per tiga bulan.
Menurut AS, berdasarkan data, penerima bansos tertulis atas nama Nirlana yang tak lain adalah menantu Nenek Arni.
• Gadis Asal Jambi Syok Ditemukan di Jakarta Usai Hilang Diculik, Ternyata Diselamatkan Sopir Taksi
Meski demikian, Nirlana sudah bercerai dengan istrinya.
Hingga kemudian disepakati penerima bansos dilimpahkan kepada Nenek Arni sebanyak satu karung atau 15 kilogram beras.
Namun, lanjut AS, Nenek Arni tetap memaksa bahwa dirinya harus menerima dua karung beras.
