Antisipasi Virus Corona di DKI
Masih Pandemi Covid-19, Puskesmas Kramat Jati Layani Pasien Demam dan Batuk di Tenda Khusus
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati masih memisahkan penanganan pasien batuk dan demam dengan pasien lain guna mencegah penularan Covid-19.
Penulis: Bima Putra | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Puskesmas Kecamatan Kramat Jati masih memisahkan penanganan pasien batuk dan demam dengan pasien lain guna mencegah penularan Covid-19.
Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Inda Mutiara mengatakan pasien batuk dan demam yang sebelumnya ditangani dalam ruang poli kini dipindah ke tenda.
"Dilayani di tenda khusus yang ada depan Puskesmas. Karena walaupun sekarang katanya new normal tapi situasinya masih pandemi Covid-19," kata Inda saat dikonfirmasi di Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (5/6/2020).
Pemisahan poli batuk-demam di Puskesmas Kramat Jati ini sudah sejak Maret 2020 lalu saat pemerintah mengumumkan status pandemi.
Pasalnya gangguan pernapasan dan demam termasuk gejala Covid-19 sehingga kontak dengan pasien lain diminimalisir.
Mudahnya penularan Covid-19 lewat droplet (partikel air liur) saat berbicara, batuk, dan bersin pun jadi alasan penanganan pasien dipisah.
"Petugas yang menangani pasien di poli batuk-demam juga wajib mengenakan APD (alat perlindungan diri) level 3, bukan yang level 2," ujarnya.
Inda menuturkan APD level 3 yakni coverall atau yang beken disebut warga baju astronaut, masker, hingga face shield.
Sementara APD level 2 disebut gown, yakni pakaian serupa gaun yang umumnya berwarna hijau dan bisa dicuci usai dikenakan.
"Sekarang warga mulai datang berduyun-duyun lagi ke Puskesmas, enggak seperti awal pandemi. Jadi kita di Puskesmas harus siap melayani tapi tetap sesuai SOP," tuturnya.
Namun Inda menyebut pasien yang menunjukkan gejala terjangkit Covid-19 kini bisa langsung menjalani uji spesimen swab.
Beda dengan sebelumnya yang harus menjalani rapid test dan baru diuji swab bila hasil pemeriksaannya reaktif Covid-19.
"Kita meningkatkan active case finding atau penemuan kasus secara aktif dengan pemeriksaan swab secara intensif. Makannya Puskesmas diminta intens melakukan swab," lanjut Inda.