Keluarga Bawa Paksa Pulang Jenazah Covid
Insiden Jemput Paksa Jenazah PDP Covid-19, Satu Petugas RS Mekar Sari Kena Pukul
Petugas yang menjadi korban pemukulan itu kata dia, tidak ingin memperpanjang masalah ke hukum
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi menyebutkan, satu orang petugas Rumah Sakit (RS) Mekar Sari Bekasi Timur jadi korban pemukulan saat insiden jemput paksa jenazah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.
Ketua ARSSI Kota Bekasi Eko S. Nugroho mengatakan, pihaknya sudah meminta keterangan langsung kepada RS Mekar Sari perihal kejadian tersebut.
"Kemarin itu saya menanyakan kepada pihak RS ada enggak properti RS yang dirusak, Alhamdulillah enggak ada katanya. Lalu saya tanya ada enggak timbul kerugian? Tidak ada, tapi sempat salah satu petugas RS dipukul katanya oleh massa," kata Eko saat dikonfirmasi, Selasa, (9/6/2020).
Petugas yang menjadi korban pemukulan itu kata dia, tidak ingin memperpanjang masalah hingga ke ranah hukum.
"Cuma mungkin sekali pukul entah apa saya enggak tahu, tapi keterangannya gitu. 'Saya bilang yang bersangkutan mau menuntut enggak?" Ungkap Eko.
"Enggaklah katanya (rumah sakit), ya namanya juga masa lagi berkerumun ya. Itukan ada upaya dari pihak RS untuk mencegah, mau dijelaskan tapi enggak sabar masa mungkin ada yang mukul, gitukan," terangnya.
Pihak rumah sakit menurut Eko, sampai saat ini masih menunggu itikad baik keluarga untuk menyampaikan permintaan maaf.
"Pihak keluarga mau minta maaf dan buat surat penyataan, rumah sakit juga enggak mau melakukan upaya lain asal ada saling mengerti, lagipula yang datang massa bukan dari pihak keluarga," terangnya.
Dia menilai, stigma yang berkembang di masyarakat terhadap jenazah Covid-19 masih dipandang sebagai momok yang menakutkan.
Untuk itu, perlu ada pemahaman yang sama, tugas ini merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah, masyarakat sayau siapapun.
"Opini yang beredar di masyarakat itu bahaya bahwa stigma tentang jenazah covid itu ternyata bisa menjadi momok di masyarakat. Sehingga masyarakat mengambil langkahnya masing-masing agar stigma itu tidak melekat di mereka atau keluarga mereka," ucapnya.
"Mau enggak mau kita tidak bisa cegah stigma itu beredar di masyarakat. Tetapi lagi-lagi itu tugasnya kita bersama terutama pemerintah untuk memahamkan masyarakat dan mungkin para tokoh masyarakat setempat. Ini yang perlu digencarkan lagi," terangnya.
Terkait insiden di RS Mekar Sari, pihaknya rumah sakit sejatinya tidak ada niat untuk menahan jenazah PDP Covid-19.
Tetapi sesuai protokoler yang berlaku, seluruh pasien dalam penanganan Covid-19 wajib mendapatkan penanganan khusus.