Sisi Lain Metropolitan

Nyaris Jadi Korban Penipuan Oknum Atasnamakan Perusahaan Online, IC Sebar Nomor Pelaku di Medsos

IC (29), nama diinisialkan, menuturkan baru saja mengalami musibah tersebut. Hari Selasa (9/6/2020) sekira pukul 21.00 WIB, ia menerima pesan singkat

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
zoom-inlihat foto Nyaris Jadi Korban Penipuan Oknum Atasnamakan Perusahaan Online, IC Sebar Nomor Pelaku di Medsos
ISTIMEWA
Tangkap layar pengaduan nomor telepon penipuan undian yang mengatasnamakan market place

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Marak aksi penipuan mengatasnamakan toko online atau market place, membuat sejumlah korbannya saling menguatkan dan berikan dukungan.

Adanya penipuan mengatasnamakan instansi tertentu rupanya turut menelan banyak korban.

Iming-iming hadian jutaan rupiah, membuat sejumlah individu terlena dan tak menyadari bahwa mereka masuk dalam perangkap oknum yang tak bertanggung jawab.

Baru-baru ini, penipuan dengan mengatasnamakan karyawan dari sejumlah market place kembali ramai diperbincangkan warganet.

Khususnya pengguna Twitter.

IC (29), nama diinisialkan, menuturkan baru saja mengalami musibah tersebut.

Tepat di Hari Selasa (9/6/2020) sekira pukul 21.00 WIB, ia menerima pesan singkat dari nomor tak dikenal.

"Selamat malam," ujar nomor tak dikenal.

Tak berselang lama nomor tersebut menelpon dan melakukan komunikasi dengan IC.

"Saya dihubungi sekitar pukul 21.00 WIB. Di situ memberitahukan bahwa saya pemenang undian ****** (menyebutkan salah satu market place) nomor 7 dengan nominal Rp 3 juta. Di situ orang tersebut mengaku sebagai bendaharanya," kata IC kepada TribunJakarta.com, Rabu (10/6/2020).

Selanjutnya, tanpa memberi jeda untuk IC berkomentar, si penelpon segera meminta kode verifikasi untuk dikirimkan dengan segera.

Sayangnya, hal itu terbaca jelas oleh IC sebagai aksi penipuan dan ia segera mematikan sambungan teleponnya.

"Banyak kecurigaan sebenarnya. Sebab saya tidak merasa ikut undian dan saya selalu memakai nama samaran. Sementara si penelpon menyebutkan nama lengkap saya," katanya.

"Nomor konsumen yang dipakai serta waktu telepon di luar work hour juga jadi kecurigaan berikutnya. Akhirnya saya matikan," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved