Penusukan Ketua RT di Palmerah

Ketua RT di Palmerah Tewas Ditusuk, Ini Kesaksian Ketua RW hingga Orangtua Penusuk

RH (25), pelaku penusukan M Jazuli (52), Ketua RT 04, Jalan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, kini mendekam di penjara.

Warta Kota/Humas Polres Jakarta Bara
Lokasi kejadian Ketua RT di Palmerah Jakarta Barat tewas di tangan warga yang mengaku sebal lihat mukanya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - RH (25), pelaku penusukan M Jazuli (52), Ketua RT 04, Jalan Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, kini mendekam di penjara.

M Jazuli Meninggal karena mendapat luka parah di leher pada Rabu (17/6/2020) sore.

Ketua RW 06, Aminudin, memastikan RH menikam bukan karena tak senang dengan Jazuli.

Soal RH menusuk lantaran tak mendapat bantuan sosial pun, menurut Aminudin, tidak benar.

"Penyaluran bansos tidak ada masalah. Alhamdulillah seluruhnya di kelurahan Kota Bambu Utara, khususnya RW 06 tidak ada masalah, lancar-lancar saja," kata Aminudin, Kamis (18/6/2020).

"RT (M Jazuli) sangat baik, kooperatif dan begitu dicintai warganya," lanjut Aminudin.

Komunikasi RH dan Jazuli pun, lanjutnya, berjalan lancar tanpa ada masalah.

"RT (M Jazuli), secara hubungan dengan warganya pun tidak ada masalah," ujar Aminudin.

"Kadang-kadang masyarakat, mungkin dikaitkan dengan masalah bansos, padahal bukan," sambungnya.

Aminudin menduga, ada warga yang merasa tidak senang atas kejadian tersebut.

"Mungkin, antara warga dengan RT-nya ada yang tidak sependapat, sakit hati, atau apa itu berita, sama sekali tidak benar," tutup Aminudin.

Suasana di rumah duka Ketua RT yang tewas ditusuk warganya.
Suasana di rumah duka Ketua RT yang tewas ditusuk warganya. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

TribunJakarta.com pun telah menemui orangtua RH, yang jarak rumahnya dengan Jazuli sekira sepuluh meter.

Saat itu, ayah dan ibu RH sedang tiduran di lantai.

Hal ini terlihat dari kaca rumahnya yang tembus pandang.

Setelah diajak berkomunikasi, ayah dan ibu RH bersedia memberikan penjelasan.

"Ini benar-benar kayak tersambar petir. Ibu tidak menyangka, malah warga di sini juga banyak yang tidak percaya," ujar SS, ibu RH, di rumahnya, Kamis (18/6/2020).

"Hubungan keluarga ibu dengan keluarga pak RT juga baik-baik saja. Malah pernah senam bareng dengan istri pak RT," sambung dia.

Sosok M Jazuli

Ilustrasi Penusukan
Ilustrasi Penusukan (tnp.sg)

RH (25), tersangka penusukan M Jazuli (52), Ketua RT 04 di Jalan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat, kini mendekam di penjara.

M Jazuli meninggal karena mendapat luka parah di leher pada Rabu (17/6/2020) sore.

Ketua RW 06, Aminudin, mengatakan sosok M Jazuli dikenal baik di mata warga setempat.

"Selama ini baik-baik saja tidak ada yang aneh. Tidak ada yang mau disombongkan almarhum ini statusnya masih mengontrak rumah," jelas Aminudin, saat diwawancarai, di lokasi, Kamis (18/6/2020).

Secara ekonomi, lanjutnya, M Jazuli dinilai berkecukupan.

Pribadi M Jazuli, menurut Aminudin, merupakan sosok pendiam dan ramah.

"Pelaku secara personal, saya tegaskan, selama ini dikenal agak pendiam," ungkap Aminudin.

"Masalah hubungan di luar, saya tidak tahu persis, begitu yang saya kenal seperti itu saja," sambungnya.

Saat insiden penusukan kemarin, M Jazuli pun sempat melontarkan pertanyaan salahnya apa.

Demikian dikatakan Wilogo (45), warga setempat, di waktu dan lokasi yang sama.

"Pas pengin diserang, pak RT malah bertanya salahnya di mana," ujar Wilogo.

Belum Tahu Motif Sebenarnya

Aminudin, menjelaskan motif sebenarnya belum diketahui.

Dia mengatakan, kasus ini seluruhnya dilimpahkan kepada kepolisian.

"Motif sebenarnya sampai sekarang didalami pihak Kepolisian, masih dalam proses penyelidikan," kata Aminudin, di lokasi, Kamis (18/6/2020).

"Kalau saya peribadi, almarhum dengan pelaku tidak pernah ada hubungan khusus," sambungnya.

Dia menuturkan, tempat tinggal antara pelaku dan korban pun berbeda Rukun Tetangga (RT).

"Korelasi antara hubungan pelaku dengan korban, pelaku tidak dalam satu RT," ujar Aminudin.

"Beda RT, jadi almarhum pak Jazuli ketua RT 04 RW 06 dan pelaku warga RT 11 RW 06," sambungnya.

Menyoal permasalahan bantuan sosial (bansos), lanjutnya, itu tidak benar.

"Sekali lagi juga saya tegaskan, tidak ada kaitannya dengan masalah bantuan sosial," tegas Aminudin.

Menyoal teguran M Jazuli kepada pelaku perihal menjaga jarak lantaran khawatir Covid-19, pun tak dibenarkan Aminudin.

"Kalau masalah kumpul-kumpul di wilayah itu kan kewajiban RT, melihat warga yang berkumpul atau mengganggu, mungkin sangat wajar sekali menegur warganya," tutur Aminudi.

"Selama ini teguran itu kan tidak kasar, dengan etika juga, tidak semua langsung teguran berupa amarah, tidak ada," lanjutnya.

Ibu Tersangka: Tidak Ada Masalah Apa-apa

Keluarga RH (25), pelaku penusukan terhadap M Jazuli Ketua RT 04, RW 06, kelurahan Kota Bambu Utara, Jakarta Barat menyebut tak pernah ada masalah dengan keluarga korban.

"Dekat biasa, tidak ada masalah apa-apa. Apalahi soal masalah bantuan sosial," kata SS, ibu RH, saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/6/2020).

Bahkan, SS mengatakan sering senam bersama dengan istri Jazuli.

"Malah pernah senam bersama dengan istrinya," ucap SS, ditemani suaminya.

SS melanjutkan, RH melakukan hal ini secara tiba-tiba.

"Kayak disamber petir, ya Allah tidak nyangka," ujar SS, air matanya keluar.

SS mengatakan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang telah merasa kecewa dengan keluarganya.

"Pokoknya kami minta maaf kalau putra saya ada salah. Musibah, tiba-tiba," ucapnya, lirih.

Ibu Pelaku Jelaskan Gerak-gerik Putranya

SS, ibu dari RH, menjelaskan putranya ini kerap melamun dengan tatapan kosong.

"Setiap ibu lihat di rumah, anak ibu kadang suka bengong di depan pintu," kata SS, saat ditemui di rumahnya, Kamis (18/6/2020) sore).

Dikatakan SS, RH sempat membuka usaha yang menjual kue-kue bersama seorang kawannya.

Napi Narkoba di Jakarta Jadi yang Pertama Dipindah ke Lapas Nusakambangan

Tottenham Hotspur vs MU, Gelandang Persita Eldar Hasanovic Penasaran Big Match Tanpa Penonton

Namun, usaha yang dirintis putranya ini tak bertahan selama satu tahun.

"Waktu usaha jualan kue-kue, anak ibu belum kayak sekarang, masih aktif gerak," kata SS.

Namun, saat Pemerintah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Maret 2020, RH membuka usaha lain.

"Sempat bantu-bantu temannya di usaha makanan juga. Kayak mengemas kue-kue, antarkan kuenya, begitu," jelas SS.

"Tapi semenjak ada PSBB, dia lebih sering di rumah dan suka bengong," sambungnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved