Jakarta Terapkan PSBB Transisi

Wakil Ketua DPRD DKI Minta Anies Hentikan CFD Bila Banyak Warga Langgar Protokol Kesehatan

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menyambut baik rencana Pemprov DKI yang kembali menggelar CFD pada Minggu (21/6/2020) besok.

TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
Seorang pria yang berdandan layaknya Spiderman, pada kegiatan CFD di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunJakarta..com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menyambut baik rencana Pemprov DKI yang kembali menggelar Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) pada Minggu (21/6/2020) besok.

Meski demikian, ia meminta masyarakat untuk mematuhi mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 selama mengikuti CFD, seperti menggunakan masker dan tetap menjaga jarak atau physical distancing.

Selain itu, bagi masyarakat yang merasa tidak sehat juga diimbau tidak mengikuti CFD.

“Mau pemerintahnya sehebat apapun kalau masyarakat tidak sadar ya enggak akan bisa dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi tidak akan selesai,” ucapnya, Jumat (19/6/2020).

Untuk itu, politisi muda PAN ini meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih tegas dalam menjalankan aturan.

Bila dalam pelaksanaannya nanti ditemukan banyak pelanggaran, Zita meminta Anies meniadakan kembali CFD.

“Di CFD orang pada sadar protokol kesehatan enggak? Kalau iya enggak apa-apa lanjut, tapi kalau tidak sadar ya berhentiikan saja,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Dalam penanganan Covid-19, Zita menilai, pemerintah tak bisa berjalan sendiri, harus ada dukungan dari masyarakat untuk menyukseskan kebijakan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh virus corona ini.

“20 persen peran pemerintah dan 80 persen masyarakat. Pemerintah harus hadir dalam monitoring dan tegas kalau tidak sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Zita.

Wakil Ketua DPRD DKI: Paling The Best di Jakarta

Zita Anjani, Anggota Fraksi PAN saat ditemui di ruang Fraksi PAN, DPRD DKI, Senin (2/9/2019).
Zita Anjani, Anggota Fraksi PAN saat ditemui di ruang Fraksi PAN, DPRD DKI, Senin (2/9/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menilai, pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia tidak ideal.

Menurutnya, selama masa PSBB seharusnya pemerintah menanggung seluruh kebutuhan masyarakat, mulai dari pangan hingga pendidikan.

“Sebenarnya di Indonesia ini, PSBB kita tuh enggak ideal. Kenapa tidak ideal? Yang namanya PSBB itu, makan, pendidikan, dan semua kebutuhan warganya ditanggung oleh pemerintah,” ucapnya, Jumat (19/6/2020).

Dari seluruh daerah di Indonesia yang menerapkan PSBB, Zita menyebut, Jakarta menjadi provinsi yang paling siap.

Sebab, penyaluran bantuan sosial (bansos) di DKI Jakarta bagi warga miskin dan rentan miskin terdampak Covid-19 dinilai Zita cukup berhasil.

Belum lagi keberhasilan Pemprov DKI meningkatkan kapasitas pemeriksaan swab test Polymerase Chair Reaction (PCR) yang kini telah menembuh 1.000 per hari.

“PSBB di Jakarta itu the best. Yang melakukan itu baru Jakarta saja,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Untuk itu, politisi muda PAN ini pun mendukung langkah Gubernur DKI Jakarta yang secara bertahap mulai melonggarkan aturan di masa PSBB transisi ini.

Terlebih, Pemprov DKI harus menyelamatkan perekonomian yang mulai ambruk dengan tidak mengobarkan kesehatan masyarakat.

“Kita harus bisa beradaptasi, harus bisa produktif dengan new normal, supaya bisa melahirkan gnerasi bangsa yang bisa membuat vaksin Covid-19. Jangan hanya menunggu orang bikin vaksin,” kata Zita.

Update Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat, hari ini ada penambahan 176 kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Dengan demikian, jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta hingga saat ini mencapai 9.385 orang.

“Terdapat penambahan jumlah kasus positif sebanyak 176 kasus, sehingga jumlah kumulatif kasus positif di Jakarta sebanyak 9.385 kasus,” ucap Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia, Kamis (18/6/2020).

Dari jumlah ini, sebanyak 4.574 orang dinyatakan sembuh dan 594 lainnya meninggal dunia.

“Kami juga laporkan, ada 1.385 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.832 orang melakukan self isolation di rumah,” ujarnya.

Adapun penambahan 176 kasus baru ini berdasarkan hasil pemeriksaan swab test PCR di jejaring laboratorim pemeriksaan Covid-19.

“Pada 17 Juni 2020 dilakukan tes PCR pada 4.341 orang dengan 3.739 di antaranya untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru,” kata Dwi.

Kronologi Lengkap Pemuda Serpong Bunuh Diri Frustasi Dipecat, Kakak: Namanya Laki Tak Biasa Curhat

Hotman Paris Sebut Obat Dexamethasone Senilai Rp 2500 Bisa Obati Covid-19, Dokter Paru Peringati Ini

Sosok Penusuk Ketua RT Palmerah di Mata Ibunda: Semenjak PSSB Anak Ibu Suka Bengong di Depan Pintu

“Hasilnya, sebanyak 176 positif dan 3.463 negatif,” sambungnya.

Jumlah ini bisa kembali bertambah, mengingat masih ada ratusan orang berstatus dalam pemantauan (ODP) dan pasien berstatus dalam pengawasan (PDP).

Rinciannya, sebanyak 931 pasien berstatus PDP dann 506 lainnya ODP.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved