Antisipasi Virus Corona di DKI

Pakar Epidemiologi Sarankan Pasar Induk Kramat Jati Tutup Sementara Setelah 49 Orang Positif Corona

Pasar Induk Kramat Jati diusulkan tutup sementara setelah Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 49 orang terkait aktivitas pasar positif Covid-19.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Pedagang Pasar Induk Kramat Jati saat mendaftar ikut rapid test dan swab deteksi Covid-19 di Jakarta Timur, Jumat (15/5/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Pasar Induk Kramat Jati diusulkan tutup sementara setelah Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan 49 orang terkait aktivitas pasar positif Covid-19.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan penutupan sementara itu guna memastikan virus yang menempel mati.

"Amannya tiga sampai empat hari, kemudian dilakukan penyemprotan disinfektan. Jadi ditutup empat hari sampai virusnya mati," kata Tri saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu (21/6/2020).

Cara ini sudah diterapkan sejumlah pasar di Depok yang ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19, di antaranya Pasar Cisalak.

Seluruh orang yang setiap harinya beraktivitas di Pasar Induk Kramat Jati juga diusulkan menjalani tes deteksi Covid-19, baik swab atau rapid.

"Enggak perlu ditutup selama pandemi. Setelahnya (penutupan sementara) protokol kesehatan diperketat, pedagangnya pakai masker dan kalau bisa face shield," ujarnya.

Tri menuturkan tes deteksi Covid-19, penutupan sementara, penyemprotan disinfektan, dan protokol kesehatan merupakan prosedur utuh.

Menurutnya bila Pemprov DKI berniat membuka pasar sayur-mayur terbesar di Asia Tenggara itu hanya bermodal protokol kesehatan berarti nekat.

"Protokol pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun itu kalau kasusnya (terkonfirmasi Covid-19) jarang," tuturnya.

Sebelumnya Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar mengatakan Pasar Induk Kramat Jati tak ditutup karena berdampak besar.

Para pedagang sayur-mayur di Jabodetabek membeli dagangannya di sana lalu mereka jual kembali di tempatnya.

"Kalau Pasar Induk ini beda, ini Pasar Internasional. Kalau ditutup seperti apa? 14 hektare loh. Dan ini pasar untuk seluruh Jabodetabek, Sumatera saja ngambil dari situ. Kalau ditutup seperti apa?," kata Anwar, Jumat (19/6/2020).

Seluruh Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Diusulkan Tes Swab

Seluruh pedagang di Pasar Induk Kramat Jati diusulkan menjalani tes swab setelah Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan 49 orang positif Covid-19.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan langkah tersebut dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 meluas di lingkungan pasar.

"Harusnya semua (diswab). Karena kemarin pak Wakil Gubernur (DKI) bilang kalau tempat wisata dibuka semua yang memberikan pelayanan diperiksa," kata Tri saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu (21/6/2020).

Pasalnya sebelum hasil swab 49 orang terkait aktivitas Pasar Induk Kramat Jati keluar, mereka sempat melakukan kontak dengan banyak orang.

Baik sesama pedagang, pegawai pasar, sopir yang mengirim sayur-mayur, hingga kuli angkut sehingga rentan menulari banyak orang.

"Yakinkan mereka (pedagang) aman, baru yang datang pakai masker. Kalau mereka enggak aman bisa jadi penular kepada banyak orang," ujarnya.

Tri menyarankan tes swab untuk seluruh pedagang di Pasar Induk Kramat Jati secepatnya dilakukan bila tak ingin kasus positif melonjak.

Mengingat tingginya mobilitas di Pasar Induk Kramat Jati yang di belakangnya terletak dua RW berstatus zona merah penyebaran Covid-19.

"Karena kondisi epidemi di Jakarta belum aman. Kalau kasusnya sudah sedikit boleh lah enggak diperiksa semua, tapi ini masih banyak kasusnya," tuturnya.

Tri menyebut bila tes swab sulit dilakukan secara menyeluruh terhadap pedagang, antipasti pencegahan bisa lewat rapid test.

Meski rapid test tidak sepenuhnya akurat namun masih lebih baik dibanding tidak melakukan upaya deteksi penularan Covid-19.

Terlebih labolatorium yang ditunjuk Kementerian Kesehatan melakukan uji tes dan Labkesda DKI Jakarta sendiri memiliki keterbatasan uji.

Penyandang Disabilitas Pertanyakan Paket Banpres yang Tak Pernah Mencapai Rp 300 Ribu

Berawal Dapat Pesan Mengejutkan dari Suaminya, Istri Kaget Temukan 2 Anaknya Tewas Mengenaskan

"Paling tidak diskrining, kemudian kalau dari rapid test reaktif baru diswab. Karena itu saja (jumlah kasus positif) sudah 49, apalagi yang lain. Kalau perlu dilakukan rutin (tes swab) kalau mau dibuka," lanjut Tri.

Sebelumnya pada Kamis (18/6/2020) Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyampaikan data kasus positif Covid-19 terkait aktivitas sejumlah pasar.

Dari 18 Pasar yang terdapat kasus terkonfirmasi Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati menempati posisi pertama dengan jumlah 49 kasus.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved