Virus Corona di Indonesia
Pemerintah Diminta Siapkan Lapangan Kerja Bagi Disabilitas Tak Bekerja Imbas Pandemi Covid-19
Pemerintah diminta menyediakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas yang kehilangan mata pencaharian karena pandemi Covid-19.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Pemerintah diminta menyediakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas yang kehilangan mata pencaharian karena pandemi Covid-19.
Anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Jakarta Timur, Yogi Madsoni mengatakan ketersediaan lapangan kerja penting mengingat pandemi belum dipastikan kapan berakhir.
"Kita bisa juga melakukan sesuatu yang dalam artian take and give. Jadi kita tidak melulu tangan di bawah mengandalkan bantuan-bantuan," kata Yogi di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (22/6/2020).
Dia mencontohkan penyandang disabilitas tunanetra sepertinya yang bisa diperkejakan membuat sabun dan hand sanitizer.
Menurutnya pekerjaan tersebut mampu dilakukan tunanetra bila pemerintah atau ada perusahaan yang memberi kesempatan.
"Kalau saya lihat bahan-bahannya kami bisa melakukan (membuat sabun dan hand sanitizer) itu. Kalau dimodalin terus dibantu pemasaran bisa," ujarnya.
Yogi menuturkan di masa pandemi Covid-19 sudah tak mungkin menggantungkan hidup hanya dari penghasilan memijat saja.
Nyaris seluruh pelanggan mereka hilang karena imbauan jaga jarak sesuai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.
Saat memijat pelanggan yang datang dalam kondisi sakit pun mereka dirundung kalut khawatir pelanggannya menulari Covid-19.
"Saat Pandemi yang paling terdampak disabilitas, karena kita susah mencari pekerjaan lain. Sementara kebutuhan hidup terus berjalan, bayar kontrakan, sekolah anak," tuturnya.
Dilema Pemijat Tunanetra, Takut Tertular Covid-19 Tapi Harus Kerja
Gaung new normal yang membuat warga beraktivitas kembali tak sepenuhnya dinikmati tunanetra yang berprofesi jadi Tukang Pijat.
Profesi mereka tak memungkinkan bila harus menerapkan jaga jarak sesuai protokol kesehatan, sementara Memijat jadi mata pencaharian.
Hal ini yang diungkapkan Yogi Madsoni, anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Jakarta Timur yang berprofesi jadi tukang pijat.
