Pertama di Indonesia, Bandara Soekarno-Hatta Terapkan Konsep A-CDM Berbasis Digital

Bandara Soekarno-Hatta melakukan perubahan dan peningkatan pelayanan penerbangan di tengah pandemi Covid-19.

TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Situasi Terminal 3 Bandara Soekarno-Hattta yang mulai dipadati penumpang di masa pembatasan penerbangan selama pandemi Covid-19, Senin (1/6/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Bandara Soekarno-Hatta melakukan perubahan dan peningkatan pelayanan penerbangan di tengah pandemi Covid-19.

PT. Angkasa Pura II tengah menyiapkan konsep berbasis teknologi yaitu Airport Collaborative Decision Making (A-CDM).

Pada tahap awal akan diimplementasikan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

A-CDM menciptakan kolaborasi lebih erat antara operator bandara, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), maskapai, penyedia jasa ground handling dan stakeholder lainnya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam operasional penerbangan.

“PT Angkasa Pura II mengajak seluruh stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengimplementasikan A-CDM di tengah pandemi ini agar efektifitas dan efisiensi dapat meningkat," kata Direktur Utama PT. Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin dalam keterangannya, Senin (22/6/2020).

Menurut dia, A-CDM belum pernah diimplementasikan di Indonesia.

Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi bandara pertama yang menerapkan konsep tersebut.

Adapun sebagai bagian dari implementasi A-CDM, stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta akan terhubung di satu platform digital.

Lanjut Awaluddin, nantinya fitur itu akan memuat berbagai data terkait operasional bandara dan penerbangan yang disediakan oleh stakeholder.

Sebagai contoh, PT Angkasa Pura II selaku operator Soekarno-Hatta menyediakan informasi penerbangan secara realtime, rencana lokasi parkir bagi pesawat dan gate keberangkatan penumpang secara realtime, dan status koordinasi di dalam proses A-CDM itu sendiri.

"Operator bandara akan berperan seperti ketua komite di dalam A-CDM ini sehingga juga mengawasi jalannya koordinasi di dalam A-CDM," ujar Awaluddin.

Sementara itu maskapai menyediakan rencana penerbangan secara realtime termasuk jenis pesawat, jumlah penumpang dan sebagainya.

Maskapai juga menyediakan informasi mengenai target waktu pesawat siap beranjak dari tempat parkir (Target Off-Block Time/TOBT) untuk diberangkatkan.

Adapun penyedia jasa navigasi penerbangan dalam hal ini adalah AirNav Indonesia menyediakan informasi mengenai penggunaan runway yang sedang digunakan, rencana penggunaan runway, kapasitas runway, dan informasi lainnya terkait lalu lintas penerbangan.

“Melalui kolaborasi yang lebih erat lewat A-CDM maka efesiensi dan efektifitas dapat dicapai. Contohnya, kolaborasi yang lebih baik dan cepat dalam menjaga konsistensi ketepatan waktu penerbangan," ucap Awaluddin.

Hobi Baru Reino Bareng Syahrini di Tengah Covid-19, Puji Selangit Kepiawaian Istri Lakukan Ini

Ramai Lansia dan Anak-anak Saat CFD Jakarta, Wali Kota Jakarta Pusat Akan Lakukan Evaluasi

Di samping itu, persiapan di dalam terminal bandara juga dapat dilakukan lebih awal misalnya menentukan gate keberangkatan/kedatangan sesuai dengan profil penumpang.

Kemudian, menentukan jumlah personel aviation security yang harus melakukan pengawasan, menentukan letak conveyor belt agar penumpang tidak menunggu lama ketika mengambil bagasi, hingga menentukan check-in counter.

"Intinya dari penumpang mendarat sampai keluar terminal bisa disiapkan sebelum-sebelumnya, dan sebaliknya bisa menjaga kelancaran flow saat penumpang sampai di bandara hingga terbang," tutup Muhammad Awaluddin.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved