Keributan di Green Lake City

Anak Lompat Pagar saat Rumah Diserang John Kei, Nus Kei Pegang Kuat Filsafat Ini: Kami Satu!

Warga yang enggan disebutkan namanya itu menjelasan, penyerangan anak buah John Kei itu membuat kaca rumah Nus Kei menjadi pecah.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Siti Nawiroh
WARTA KOTA/WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana bersama jajaran penjabat Polda Metrojaya yang terkait saat jumpres penyerangan yang melibatkan kelompok John Kei dan kelompok Nus Kei di Polda Metrojaya, Jakarta Selatan, Senin (22/6/2020). 20 anak buah John Kei di tangkap di Bekasi setelah mengadakan penyerbuan ke Cluster Australia Green Lake City, Kota Tangerang, yang didahului dengan pembacokan yang mengakibatkan satu orang tewas. 

Mereka dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 169 KUHP, Pasal 170 KUHP, dan Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

Terkuak Kebaikan Hati John Kei pada Warga, Ini Kisah Sukses Bangun Bisnis & 2 Usaha yang Dihindari

Nus Kei pegang kuat filsafat ini

Nus Kei akhirnya buka suara terkait peristiwa penyerangan yang dilakukan kelompok John Kei di rumahnya.

Ditemui di pemakaman rekannya YDR, Nus Kei menceritakan awal perseteruan mereka karena masalah tanah di Kota Ambon, Maluku.

"Memang ada sebuah pekerjaan yang ada di Kota Ambon, provinsi Maluku sana, tetapi itu sudah selesai. Namun, cuma karena tak ada kesabaran dari ponakan saya, akhirnya terjadi seperti kemarin," ucap Nus Kei dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TV One, pada Senin (22/6/2020).

Dengan peristiwa berdarah terjadi itu, Nus Kei berharap kejadian serupa tak akan kembali terjadi.

"Kami berharap kejadian kemarin menjadi yang terakhir kami berharap itu dikubur bersama keponakan saya yang dikubur sekarang. Semoga jangan terulang lagi, saya posisikan diri sebagai orangtua, paman," kata Nus Kei.

Terungkap Masalah Tanah Berujung Rencana Pembunuhan Nus Kei, Lihat Kekayaan John Kei Capai Miliaran

Lebih lanjut, Nus Kei menjelaskan ia memiliki hubungan persaudaran dengan Joh Kei.

Terlebih, ia memegang kuat filsafat marga Kei yakni 'Ain ni ain, vu’ut ain mehe ngifun, manut ain mehe tilur'.

"Kami ini satu, kami ini kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, kami orang Kei, Ain ni ain, vu’ut ain mehe ngifun, manut ain mehe tilur kami pikir suku-suku lain tidak punya filsafat itu, dan itu sangat mengikat kami," ucap Nus Kei.

FOLLOW JUGA:

Pembunuhan YBR dan perusakan rumahnya, menurut Nus Kei karena sang keponakan tak bisa mengontrol emosi.

"Ini cuma karena emosi, keponakan saya tidak bisa kontrol emosi," kata Nus Kei.

Saat mendekam di Nusakambangan, John Kei diketahui pernah diwawancara oleh salah satu media televisi.

Sisi Lain Nus Kei dan John Kei ke Orang Terdekat, Doa Sang Paman Buat Ponakan

John Kei mengaku kala itu ingin berubah dan bertobat.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved