Ayah Tiri Tega Bunuh Bocah Kakak Beradik, Diduga Sakit Hati, Korban Dihabisi dengan Sadis

Berdasarkan pengakuan dari tersangka, R mengaku menghabisi nyawa anak tirinya karena merasa sakit hati atas ucapan korban

Penulis: MuhammadZulfikar | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUN MEDAN/Victory Arrival
Petugas menggiring Rahmadsyah (30), tersangka kasus pembunuhan 2 anak di Polrestabes Medan, Senin (22/6/2020). Pembunuhan yang dilakoni ayah tiri di kawasan sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Seorang pria di Medan berinisial R, tega membunuh dua anak tirinya IF (10) dan RA (5).

Jenazah dua bocah kakak beradik itu ditemukan di dalam parit samping gedung sekolah dalam posisi terlentang dan bagian wajah dalam keadaan memar.

Kedua jenazah korban itu ditutup dengan triplek dan karton.

Pengakuan tersangka, R tega membunuh kedua anak tirinya karena sakit hati.

Diduga sakit hati

Berdasarkan pengakuan dari tersangka, R mengaku menghabisi nyawa anak tirinya karena merasa sakit hati atas ucapan korban.

Kepala Polrestabes Medan Kombes Riko Sunarko mengatakan, bahwa pelaku sakit hati karena korban menyebut minta ayah baru saat menonton televisi bersama.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (19/6/2020) malam di rumah kontrakannya, di Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Medan.

"Motifnya dari keterangan awal pelaku yang bersangkutan karena sakit hati."

"Awaknya pelaku bersama kedua anaknya nonton televisi bersama, lalu kedua anaknya meminta es krim, tapi karena tidak punya uang tidak diberikan."

"Baru anaknya bilang ayah pelit, kemudian mereka meminta ibunya untuk mencari ayah yang baru," kata Riko seperti dikutip dari TribunMedan.com.

Riko menjelaskan, pembunuhan sadis itu berawal saat ibu korban F mengantarkan kedua anaknya itu ke rumah neneknya pada pagi di Gang Ksatria, Ksatria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.

Setelah itu, ibu korban berangkat kerja pada Jumat pagi.

Sore harinya, kedua korban pulang ke rumah kontrakan tersangka di Gang Abadi, tidak jauh dari rumah neneknya.

Kemudian, saat menonton televisi bersama, tersangka mengaku sakit hati dengan ucapan korban dan nekat menghabisi nyawa kedua bocah tersebut.

Dibunuh dengan sadis

Dikutip Tribunnews.com dari TribunMedan.com, berdasarkan pengakuan dari tersangka, R mengaku memegang kedua tengkuk kedua bocah malang tersebut.

"Kedua anak ini dipegang tengkiknya, kemudian kepalanya dibenturkan."

"Setelah dibenturkan, si anak-anak ini jatuh, kemudian satu-satu dibenturkan ke lantai dan dinding sebanyak masing-masing empat kali sampai lima kali," terang Riko.

Baca: Pengakuan Rahmadsyah Bunuh 2 Anak Tiri, Mereka Bilang Saya Pelit dan Mau Minta Dicarikan Ayah Baru

Setelah kedua bocah itu dibenturkan ke dinding, R melihat korban masih bergerak, ia lantas meginjak korban di bagian perut.

Setelah memeriksa nadi dan nafas kedua anak tersebut, R langsung membuang kedua bocah itu di samping sekolah Global Prima lewat lorong sebelah rumahnya.

Nus Kei Angkat Bicara soal Kondisi Rumah Usai Insiden Perusakan, Ingin Hidup Damai dengan John Kei

Tidak Ada Pengawalan Khusus di Rumah Nus Kei Pasca-penyerangan Anak Buah John Kei

Tak Pakai Masker, Dua Remaja di Kalideres Dihukum Push Up

Kronologi kejadian

Aparat kepolisian sudah menggelar prarekonstruksi pembunuhan 2 bocah berinisial IF dan RA.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, prarekonstruksi berlangsung dengan 17 adegan digelar di 2 titik di areal sekolah.

"Prarekonstruksi berlangsung 17 adegan," ujarnya, didampingi Wakapolrestabes AKBP Irsan Sinuhaji, Kasatreskrim Kompol Martuasah Tobing, dan Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadan di lokasi prarekonstruksi.

Lanjutnya, kejadian ini bermula ketika Jumat (19/6/2020) malam, ibu korban Fathuljanah (30) mengantarkan kedua anaknya ke rumah neneknya di Jalan Brigjen Katamso Gg Kesatria Medan.

Setelah keduanya diantar, kedua korban menjumpai ayahnya yang berada di rumah kontrakan di Jalan Brigjen Katamso Gg Abadi, yang berada di belakang sekolah Global Prima.

"Kedua korban meminta dibelikan es krim," jelas Kapolrestabes Medan.

Namun, karena tidak memiliki uang, tersangka Rahmadsyah menolak permintaan kedua anaknya.

"Pengakuan tersangka karena ditolak, kedua korban kemudian mengatakan 'bapak pelit’, dan akan mengadu ke ibunya untuk mencari bapak baru," ungkap Kombes Pol Riko.

Diduga kesal mendengar ucapan tersebut, tersangka kemudian mengamuk dan membenturkan kepala kedua korban ke dinding.

Tak puas juga, pelaku menginjak-injak tubuh korban untuk memastikan kedua korban meninggal dunia.

Kemudian, jasad kedua korban dibuang di dua tempat terpisah.

Satu di parit dan satu di sudut bangunan seputaran areal sekolah.

"Pada Sabtu (20/6/2020) ibu korban sempat menanyakan keberadaan kedua anaknya. Namun pelaku tidak menjawab, tapi raut wajah pelaku ketakutan," beber Kapolrestabes Medan.

Ibu korban mengira bahwa kedua buah hatinya itu berada di kediaman orangtuanya (nenek korban).

"Baru pada Minggu (21/6/2020) pelaku mengirimkan chat lewat massenger (Facebook) ke istrinya kalau kedua anaknya berada di parit sekolah (meninggal dunia)," imbuhnya. (TribunMedan/Tribunnews.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved