Antisipasi Virus Corona di DKI
Tak Lagi Kerja Sampai Tengah Malam, Penggali Kubur TPU Tegal Alur: Sehari Hanya 4 Atau 5 Jenazah
Jumlah jenazah yang dikuburkan dengan protokol Covid-19 di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat mulai berkurang.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Jumlah jenazah yang dikuburkan dengan protokol Covid-19 di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat mulai berkurang.
Hal ini berdampak dengan beban kerja penggali kubur di TPU Tegal Alur.
Mereka tidak perlu lagi begadang hingga larut malam untuk menguburkan jenazah yang diduga Covid-19.
Hal itu diungkapkan salah satu petugas kuburan Saeli (46).
"Kalau sekarang sudah lumayan ya tidak terlalu seperti bulan-bulan lalu. Sekarang perhari rata-rata hanya kuburkan empat sampai lima jenazah protap Covid-19," ujar Saeli ditemui di TPU Tegal Alur, Kalideres, Selasa (23/6/2020).
Saeli mengatakan bahwa kondisi landai mulai terlihat sejak bulan Mei lalu.
Dulu di bulan Maret hingga April Saeli bisa kuburkan 20 jenazah protap Covid-19 dalam sehari.
Akibatnya dulu Saeli kerap berkerja sedari pagi hingga pukul 22.00 WIB.
"Sekarang sudah mulai normal jam kerja. Paling hanya sampai pukul 18.00 WIB sudah bisa pulang," jelas pria yang berkerja di TPU Tegal Alur selama 28 tahun itu.
Namun di hari Selasa (23/6/2020) siang Saeli sudah menguburkan tujuh jenazah Covid-19 sejak pagi tadi.
Ia mengakui terkadang kerap ada fluktuasi kenaikan penguburan. Namun hal itu sudah jarang terjadi.
Jumlah penguburan protap Covid-19 pun tidak separah seperti di bulan April dan Mei.
Pantauan Wartakotalive.com meski jumlah penguburan mulai berkurang, luas blok pemakaman protap Covid-19 semakin lebar.
Saat ini kira-kira jumlahnya hampir mencapai 700 meter persegi.
Bahkan kuburan sudah mendekat ke arah Jalan Benda Raya dekat kompleks pemakaman.
Jika dulu kawasan tersebut hanya tanah-tanah kosong, kini sudah berubah menjadi kompleks pekuburan.
Blok pemakaman protap Covid-19 dipisahkan dengan pemakaman lainnya menggunakan sebuah jalan setapak dan garis polisi.
Saat ini hampir semua kuburan protap Covid-19 juga sudah memiliki papan nisan bahkan sudah ada yang dipasang batu nisan dan rumput gajah.
"Jadi blok yang dikubur di bulan Maret itu paling ujung, setelahnya paling banyak bulan April luas kuburan sampai ke tengah, dan ini kuburan di paling belakang dekat jalan itu bulan Juni," papar Saeli.
Penggali kubur bekerja sampai tengah malam
Sebelum jumlah kematian akibat Covid-19 melandai, para penggali kubur di TPU yang ditunjuk oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19, harus bekerja hingga larut malam.
Salah satunya di TPU Kalideres. Hamparan kuburan jenazah Covid-19 semakin meluas saja di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

Bahkan petugas pemakaman Wadi (40) sampai harus memindahkan pos petugas sampai tiga kali.
Hal itu lantaran tanah di atas pos harus dijadikan liang lahat.
Wadi mengaku bahwa setiap hari 15 sampai 18 jenazah yang dikuburkan sesuai SOP (standar operasional prosedur) Covid-19 dikirim ke Tempat Pemakaman Umum - TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Walhasil lahan yang dipakai untuk pekuburan juga semakin meluas.
Misalnya saja akhir Maret lalu butuh jarak tempuh hampir satu kilometer (km) untuk mencapai lahan kuburan Covid-19 dari gerbang TPU Tegal Alur.

Namun kini jarak itu semakin pendek. Kira-kira hanya 600 meter dari gerbang TPU, lahan kuburan jenazah Covid-19 sudah dapat dijangkau.
"Ini saja pos kami sudah pindahkan tiga kali sedari awal April 2020 lalu," kata Wadi ditemui Wartakotalive.com di TPU Tegal Alur, Kamis (16/4/2020).
Pos dari tenda sederhana itu memang dibangun seminggu setelah TPU Tegal Alur ditetapkan sebagai satu wilayah pemakaman khusus jenazah Covid-19.
Tenda sederhana itu hanya berjarak 30 meter dari kuburan Covid-19.
Pos yang dapat dibongkar pasang itu menjadi tempat istirahat sementara bagi 40 petugas pemakaman.

Umumnya mereka hanya beristirahat tidak sampai 30 menit setiap menguburkan jenazah Covid-19.
Hal itu lantaran banyaknya jenazah yang datang untuk segera dikuburkan. Ke-40 petugas pemakaman di TPU Tegal Alur dibagi menjadi delapan kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan jatah menguburkan dua sampai tiga jenazah Covid-19.
"Itu hanya jenazah yang dikuburkan sesuai SOP Covid-19 saja. Karena kami sampai saat ini masih melayani penguburan jenazah umum," ujar Wadi.
Jumlah jenazah umum yang dikuburkan di TPU Tegal Alur jumlahnya hampir sama setiap harinya dengan jenazah Covid-19.
Setiap hari kira-kira 10 sampai 15 jenazah umum dikirim untuk dikuburkan di TPU Tegal Alur.
Sehingga dalam sehari masing-masing petugas TPU bisa kuburkan empat sampai lima jenazah baik jenazah Covid-19 ataupun umum.
Bekerja sampai tengah malam

Wadi mengaku kerap bekerja sampai larut malam karena adanya tambahan pekerjaan semenjak Covid-19 melanda Indonesia.
Bahkan ia pernah pulang sampai pukul 24.00 WIB karena ada jenazah Covid-19 yang harus dikuburkan.
"Karena kalau jenazah yang penyakit seperti ini waktunya tidak menentu. Begitu ada telepon dari rumah sakit harus segera kami kuburkan," jelasnya.
Meski demikian Wadi sedikit bersyukur, pasalnya kini mereka sudah diberi bantuan excavator dari Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat.
Sehingga mereka tidak perlu lagi menggali tanah untuk jenazah Covid-19.
Bantuan excavator itu mereka terima sejak awal bulan April 2020 lalu.
"Tidak terbayang deh kalau saya harus pacul. Bisa remuk badan," jelas Wadi.
Selain itu kesehatan mereka juga selalu dipantau oleh Pemprov DKI Jakarta.
Mereka kini diberi vitamin dan rutin konsultasi ke dokter untuk kesehatan mereka.
Di luar pemerintah, Wadi juga mengaku kerap mendapat bantuan dari komunitas warga.
Bantuan berupa sembako dan alat pelindung diri (APD) itu kerap membuatnya semakin termotivasi dalam berkerja sebagai garda terdepan Covid-19.
Hanya saja mereka berharap ada sedikit kepedulian dari Pemprov DKI Jakarta untuk kesejahteraan pemasukan tambahan mereka.
Hal itu lantaran pekerjaan yang bertambah dua kali lipat semenjak Covid-19 melanda Ibukota.
"Kalau soal pesangon tambahan katanya sedang dibicarakan. Ya harapan kami mudah-mudahan saja permohonan itu dapat dikabulkan," harap bapak empat anak itu. (WartaKota/Desy Selviany)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kisah Penggali Kubur Saeli, Sudah Tidak Harus Lembur Lagi Jumlah Kematian Covid-19 Mulai Melandai