Modal Nekat, Kisah Kepala Desa Bantu Persalinan Wanita di Pinggir Jalan: Kami Semua Panik
Tak pernah terbayang dalam benak Kades Pasirharjo, Blitar Jawa Timur, Chusana Churori harus menolong seorang ibu yang melangsungkan persalinan.
Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM, BLITAR - Tak pernah terbayang dalam benak Kades Pasirharjo, Blitar, Jawa Timur, Chusana Churori bahwa hari itu dia harus menolong seorang ibu yang melangsungkan persalinan.
Pria 40 tahun itu pada Selasa (23/6/2020) membantu persalinan seorang warga tetangga desa, Siti Aminah (36).
Ibu empat anak, warga Dusun Bendelonje, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun, ini mendadak melahirkan di tengah jalan dekat rumah Chusana saat hendak meminta bantuan bidan desa.
"Sebenarnya saya enggak punya pengalaman khusus soal itu (persalinan). Hanya kebetulan dan modal nekat. Tapi alhamdulillah semuanya berjalan lancar," tutur Chusana saat ditemui di rumahnya, dikutip dari Surya, Rabu (24/6/2020).
Menurut Chusana, peristiwa tersebut berlangsung tanpa terduga. Sebab, kejadiannya mendadak sehingga ia harus menolong.
Peristiwa itu terjadi pada Selasa sekitar pukul 16.30 WIB.
Saat itu Chusana sedang berada di dalam rumah dan tiba-tiba terdengar ada suara wanita memanggil namanya.
"'Pak Lurah, Pak Lurah, Bu Bidan ke mana? Saat itu saya langsung setengah lari untuk menemuinya," ujar Chusana.
Begitu pintu rumahnya dibuka, ia kaget di depannya ada ibu hamil kelihatan agak panik dan sedang mencari bidan.
Chusana langsung lari ke rumah bidan yang ada di samping kanan rumahnya. Namun, bidan tak berada di tempat.
Melihat Aminah menahan sakit sambil memegangi perutnya, Chusana terbawa panik.
Apalagi Aminah terus mengikutinya sambil menggendong dua anaknya, yang satu berusia 7 tahun dan yang kecil berusia 14 bulan.
"Melihat itu, saya agak panik dan langsung lari ke dalam rumah untuk mengambil handphone buat menelepon Bu Bidan," paparnya.
Baru menelepon dan belum sempat diterima bidan, Aminah yang ada di sampingnya tiba-tiba mengerang kesakitan.
Bersamaan dengan itu, Aminah langsung terduduk di paving di samping rumahnya dan rumah bidan.