Ibu-ibu Protes Dicoret dari BLT Berujung Baku Hantam Warga-Perangkat Desa, Ini Pengakuan Kades

Pembagian BLT di di Balai Desa Talang Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu berakhir ricuh.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Muhammad Zulfikar
KOMPAS.COM/FIRMANSYAH
Warga baku hantam dengan perangkat desa di Bengkulu karena BLT 

TRIBUNJAKARTA.COM, BENGKULU- Pembagian bantuan langsung tunai (BLT) di di Balai Desa Talang Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu berakhir ricuh.

Peristiwa baku hantam antara warga dengan perangkat desa itu terjadi pada Jumat (26/6/2020).

Dua warga mengalami luka lebam akibat terkena pukulan.

Dikutip dari Kompas.com, saat itu, tiba-tiba sekelompok ibu rumah tangga datang dan memprotes pembagian BLT karena namanya tidak masuk dalam daftar.

"Saat itu mereka protes, mereka minta pembagian BLT ditunda karena nama mereka tidak masuk, lalu datang warga lain mulai menyerang kami, akhirnya terjadi keributan," kata Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran saat dihubungi, Sabtu (27/6/2020).

Ilustrasi perkelahian pelajar
Ilustrasi perkelahian pelajar (Istimewa)

Naidi menjelaskan, kericuhan itu disebabkan adanya pemutakhiran data penerima bantuan.

Mereka yang dianggap mampu kemudian namanya dicoret dan bantuan hanya diprioritaskan untuk warga miskin.

Namun demikian, ternyata kebijakan itu justru ditanggapi berbeda.

Warga yang namanya telah dicoret justru tidak terima.

"Mereka yang protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT," ungkap Naidi.

Meski sempat terjadi kericuhan, namun ia mengatakan masalah tersebut saat ini sudah dapat selesaikan. Hubungan warga dengan aparat desa juga sudah kembali kondusif.

Sementara Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan, kericuhan yang terjadi antara warga dan perangkat desa di Desa Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu, pada Jumat (26/6/2020), berawal dari warga yang protes karena tak masuk dalam penerima bantuan langsung tunai (BLT) dana desa.

Ilustrasi Keributan
Ilustrasi Keributan (Istimewa)

Akibat kericuhan itu, dua warga terluka di bagian mulut dan tangan.

"Menurut perangkat desa ada 25 kepala keluarga yang melakukan protes tersebut tidak layak lagi menerima BLT karena telah dianggap mampu," kata Nopetri saat dihubungi melalui telpon, Jumat (26/6/2020).

Dijelaskan Nopetri, awalnya tercatat 130 kepala keluarga (KK) yang dialokasikan menerima BLT dana desa di Desa Talang Panjang.

Dari 130 itu, sambung Noperti, ada 30 KK yang dicoret karena dianggap mampu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved