Anak Laporkan Ibu Kandung: Menggelapkan Motor, Terkait Hasil Warisan, Polisi Singgung Harga Diri

M membuat laporan polisi dipicu masalah sepeda motor. Dalam laporannya, M menduga ibunya telah melakukan penggelapan sepeda motor.

Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Wahyu Aji
Tangkapan layar
Viral sebuah video di Facebook dan YouTube yang memperlihatkan Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono menolak laporan seorang anak asal Lombok Tengah berinisial M (40) ingin memenjarakan ibu kandungnya, K (60) 

TRIBUNJAKARTA.COM- Polisi menolak laporan seorang anak, M (40) yang ingin memenjarakan ibu kandungnya, K (60).

M membuat laporan polisi dipicu masalah sepeda motor.

Dalam laporannya, M menduga ibunya telah melakukan penggelapan sepeda motor.

Sepeda motor tersebut dibeli hari hasil bagi warisan. Simak selanjutnya alasan polisi menolak laporan tersebut:

1. Laporkan ibu kandung

Awal mula kasus tersebut adalah saat M menjual tanah warisan milik ayahnya senilai Rp 200 juta. Dari hasil penjualan harta warisan itu, ibu hanya diberi bagian Rp 15 juta.

Si ibu kemudian membelanjakan uang tersebut dan membeli sepeda motor.

M kemudian mempermasalahkan karena sepeda motor kemudian berada di rumah saudara. Padahal cerita aslinya, sepeda motor tersebut dipinjam saudara yang ingin memakainya.

Sepeda motor tersebut kemudian ditinggal di rumah saudara.

Mengetahui hal itu, ternyata membuat M keberatan dan menuduh ibu melakukan penggelapan sepeda motor.

"Si anak (pelapor) menjual tanah bapaknya Rp 200 juta, ibu nya dikasih Rp 15 juta, kemudian belilah motor ibunya. Kemudian motor itu dia pakai sama saudaranya, si anak keberatan," kata Priyo saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (29/6/2020).

2. Alasan polisi tolak laporan

ILUSTRASI Sepeda motor siap dikirim ke berbagai kota di Indonesia. 
ILUSTRASI Sepeda motor siap dikirim ke berbagai kota di Indonesia.  (Kompas.com/Setyo Adi)

Mengetahui laporan itu, Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Priyo Suhartono mengaku prihatin. Pasalnya, hanya karena masalah motor, seorang anak berusaha memperkarakan ibu kandungnya sendiri ke polisi.

Karena itu, Priyo secara tegas menolak laporan tersebut dan memintanya diselesaikan secara kekeluargaan.

"Iyaa, saya enggak mau nerima, saya menyarankan untuk dirundingkan keluarga," kata Priyo.

3. Viral di media sosial

Rekaman video yang memperlihatkan AKP Priyo menolak laporan M tersebut diketahui sempat viral di media sosial. Dalam video itu, Priyo selain menolak laporan tersebut juga sempat menasihati pelapor atas tindakan yang dilakukan kepada ibu kandungnya tersebut.

Menurutnya, tidak sepatutnya seorang anak berlaku demikian kepada sang ibu. Terlebih, masalah itu hanya karena kesalahpahaman persoalan sepeda motor yang dipakai saudaranya.

"Mohon maaf, Bos, kalau Anda mengejar motor itu sampai anda berselisih karena motor itu, harga diri anda sebatas motor itu," ucap Priyo dalam video.

Laporkan orang tua tidak terima dilahirkan

Di kasus lainnya, kejadian anak melaporkan orang tua juga terjadi. Kasus ini terjadi di New Delhi, India. Si anak tidak terima dilahirkan.

Dilansir Grid.ID dari laman odditycentral.com, pria asal India bernama Raphael Samuel melaporkan kedua orang tuanya ke polisi lantaran tak terima dilahirkan di dunia.

Pria berusia 27 tahun itu menggugat kedua orang tuanya lantaran orang tuanya melahirkannya ke dunia tanpa seizinnya.

Diwartakan Oddity Central pada 1 Februari 2019 lalu, pria yang menganut faham anti-natalitas.

Paham anti-natalitas merupakan paham yang dianut orang dengan berkeyakinan bahwa melahirkan bayi tanpa meminta izin si calon bayi secara moral adalah kesalahan.

Ternyata pergerakan antinatalitas di India berencana membentuk organisaasi nasional untuk menyebarkan ajakan hidup tanpa anak.

Mereka yang menganut paham tersebut memiliki alasan etika, sumber daya alam yang makin menipis, hingga ancaman sosial.

Bahkan seorang pemimpin paham Anti-Natalitas di India, Pratima Naik berkata kelompoknya berkumpul secara sukarela dan mengekspresikan keinginannya tampa kekerasan.

"Kami hanya berusaha memberi pemahaman kepada orang-orang mengapa mempunyai anak di saat ini bukanlah pilihan tepat," ucap Naik.

Hal inilah yang juga diyakini Samuel bahwa seseorang harus dilahirkan ke dunia hanya dengan izin yang bersangkutan.

Karena menurutnya, jika lahir ke dunia, dia bakal mengalami kesulitan hidup dan menjadi "korban".

Oleh karena itu, Samuel melaporkan kedua orangtuanya ke pengadilan.

Meski begitu, ia mengaku hubungan dengan orangtuanya berlangsung harmonis dan merasakan kehidupan yang menyenangkan.

Bahkan kepada media setempat The Paper, Samuel mengatakan kepada anak-anak India bahwa mereka tidak berhutang apapun kepada orangtua mereka.

Namun, saya tidak mengerti mengapa saya harus menjalani pergolakan saat sekolah atau berkarir, sementara di sisi lain mereka tidak bertanya mengapa saya harus ada," kata dia.

Nenek di Kampung Arus Pertanyakan Alasan Pencairan Dana KLJ kembali Macet

Tidak Ada Pasien Meninggal Akibat Covid-19 di Kota Bekasi dalam Kurun Waktu Satu Bulan

Kisah Suharno Badut Pesta Nyambi Jadi Driver Ojol Buat Menyambung Hidup

Pria 27 tahun itu bahkan membuat laman Facebook berisi pesan seperti "Apakah bukan merupakan pemaksaan jika anak lahir dan memaksa mereka menjalani karir, perbudakan, atau penculikan?".

Atau pesan seperti "orangtua Anda mempunyai Anda alih-alih anjing atau mainan. Anda adalah sumber hiburan mereka".

Dia menegaskan adalah hak setiap orang di India mereka punya pilihan untuk tak punya anak.

Selain itu, Samuel menyerukan agar para anak bertanya pada orangtua, mengapa mereka dilahirkan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved