Ikuti Protokol Kesehatan, Posko PPDB SMAN 48 Manfaatkan Barang Bekas untuk Pembatas
SMAN 48 Jakarta Timur manfaatkan barang bekas untuk pembuatan pembatas.Pakai paralon bekas aluran air untuk jadi pembatas.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - SMAN 48 Jakarta Timur manfaatkan barang bekas untuk pembuatan pembatas.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) DKI Jakarta 2020 untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan SMA telah dibuka sejak beberapa waktu lalu.
Meskipun PPDB tahun ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya, pihak sekolah tetap menyiapkan segala kebetuhan secara maksimal.

Terlebih mengingat kondisi saat ini imbas pandemi Covid-19.
Satu diantaranya seperti yang dilakukan oleh SMAN 48 Jakarta.
Kepala Sekolah SMAN 48, Sri Rejoko (58) mengatakan detail persiapan posko PPDB sudah dipikirkan sejak seminggu sebelumnya.
Bila di tahun sebelumnya SMAN 48 menyiapkan 4 loket, untuk tahun ini posko PPDB lebih dipersiapkan untuk layanan bantuan kepada masyarakat.
Sehingga pada loket hanya bertuliskan afirmasi, zonasi dan prestasi yang dilengkapi dengan pembatas bening hasil pemanfaatan paralon bekas saluran air.

"Tahun ini kan PPDBnya online. Jadi kita lebih ke posko aja sifatnya, dimana sebagai layanan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun dari beberapa hari sebelumnya kita sudah lakukan persiapan," katanya di lokasi, Kamis (2/7/2020)
"Itu untuk meja pelayanannya kita lengkapi dengan pembatas. Salah satu panitia membuat itu untuk pembatas antara panitia dan orang tua murid saat berinteraksi," lanjutnya.
• Berikut Syarat Siswa Luar DKI Masuk SMAN 111 Jakarta Lewat PPDB Jalur Prestasi
• Menpora Jadi Ketua Panitia Piala Dunia U-20, Pengamat Nilai Pertaruhan Bagi Pemerintahan Jokowi
Selain itu, posko PPDB juga mengacu pada protokol kesehatan.
Sehingga penggunaan masker serta face shield juga diterapkan untuk petugas panitia yang berjumlah 11 orang.
"Meskipun begitu, ada beberapa orang tua yang datang karena misalnya mereka lupa password dan minta direset, kemudian daftar lagi. Untuk itu, orang tua yang datang kita lakukan pengecekan tubuh lebih dulu dan diimbau untuk menggunakan masker," jelasnya.