Kreatif, Sejumlah Remaja di Kota Depok Hasilkan Layangan Hantu Berbentuk Kuntilanak dan Pocong

layangan hantu kuntilanak dan pocong hasil karya Maulana, Sahrul, dan rekan-rekannya di Cipayung Kota Depok.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Suharno
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Layangan hantu kuntilanak dan pocong hasil karya Maulana, Sahrul, dan rekan-rekannya, Jumat (3/7/2020). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Memanfaatkan momen school from home (SFH) imbas dari pandemi Covid-19, sejumlah remaja di Gang Gandaria I, Ratu Jaya, Cipayung, Kota Depok, menunjukan kretifitasnya dengan membuat layang-layang.

Namun tak seperti layangan pada umumnya, layangan hasil tangan Maulana (17) dan Sahrul (16) serta kawan-kawannya ini cukup unik dan menarik perhatian.

Layangan yang mereka buat, menyerupai hantu khas Indonesia seperti pocong dan kuntilanak.

Tak heran, banyak pasang mata yang tertuju pada layangan hasil tangan mereka ketika berhasil diterbangkan.

Oknum PNS Kota Tangerang yang Lakukan Penipuan Rekrutmen CPNS Bekerja Sebagai Penjinak Api

Dijumpai wartawan, Maulana pencetus ide awal layang-layang hantu ini mengatakan ide tersebut ia dapatkan ketika bangun dari tidurnya.

"Awalnya bangun tidur, mainin handphone liat sosmed ada yang buat layangan berbentuk hantu. Saya coba buat sendiri awalnya layangan kuntilanak warna putih," ujar Maulana sambil membuat layangan berbentuk burung hasil karya terbarunya, Jumat (3/7/2020).

Lanjut Maulana, layanya pertamanya pun mendapat respon baik dari teman-temannya, yang mendukung agar Maulana menbuat layangan unik yang lainnya.

"Baru dari situ yang lain pada dukung ayo buat lagi bentuk yang lainnya," jelasnya.

Pengamen Ondel-ondel Ketahuan Mencuri Handpone, Diamankan Warga Kebagusan Jakarta Selatan

Pernyataan itu pun dibenarkan oleh Sahrul rekan Maulana, ia berujar sudah ada lebih dari lima layangan unik yang dihasilkan oleh ia dan rekan-rekannya.

Untuk pengerjaan satu layang-layang unik, Sahrul berujar membutuhkan waktu kurang lebih dua jam tergantung tingkat kerumitannya.

"Kurang lebih dua jam, tapi itu sudah jadi bambunya. Jadi malemnya ngeraut bambu, nah siangnya baru buat. Tergantung tingkat kerumitannya juga," katanya di lokasi yang sama.

Pemilihan bambu untuk kerangka layangannya pun menjadi hal yang penting.

Terlilit Utang dan Sakit, Pria Berupaya Bunuh Diri di Lahan Kosong di Kembangan Jakarta Barat

Bila bambu yang digunakan masih muda, Sahrul berujar ia harus mengeringkan bambunya tersebut dengan cara dijemur lebih dahulu.

"Bambunya harus yang tua, kalau muda biasanya kami jemur dulu sampai kering," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved