Mabes TNI Lakukan Evaluasi Taktis Cegah Prajurit Gugur Saat Bertugas
Mabes TNI bakal melakukan evaluasi taktis guna mencegah jumlah prajurit yang gugur saat bertugas di wilayah konflik bertambah.
Penulis: Bima Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Rumah kami sedang di bangun di kilometer 2 di Jalan Garuda Sakti ini juga. Rencananya kalau dia udah pulang kita bangun rumah lagi," beber Anita.
Jenazah belum datang
Anita mengatakan, suaminya itu lahir di Dolok Sinumbah 1983. Wahyudi anak ketiga dari empat bersaudara.
Orangtua dan saudara-saudara Wahyudi berada di Sumatera Utara (Sumut).
"Orangtua ibu masih ada sekarang di Siantar. Bapaknya udah meninggal," sebut Anita.
• Terekam CCTV, Maling Gasak Motor Driver Ojek Online di Depan Rumah Ibadah Kawasan Pancoran
• Cuma Butuh 2 Jam Akun IG Pulih Usai Diretas, Nikita Mirzani Murka: Gue Akan Buat Perhitungan!
Dia menambahkan, keluarga suaminya yang di Sumut akan datang ke rumah duka.
"Mereka akan datang ke sini (Kampar). Tapi kan jenazahnya belum datang, kami masih nunggu. Kalau bisa ya kita ingin secepatnya dipulangkan," pungkas Anita.
Diberitakan sebelumnya, seorang prajurit TNI AD Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi gugur saat menjalankan misi perdamaian dibagian timur Republik Demokratik Kongo.
Prajurit tersebut diketahui berdinas di Kota Pekanbaru, Riau.
Dimakamkan di TMP Pekanbaru
Komandan Korem (Danrem) 031/ Wira Bima Brigjen TNI Syech Ismed saat diwawancarai Kompas.com membenarkan hal tersebut.
"Ya, benar. Prajurit yang gugur pasukan PPB. Yang bersangkutan bertugas di Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru," kata Ismed, Rabu (24/6/2020).
Dia mengatakan, terkait kepulangan jenazah menunggu pengurusan dari PBB terlebih dahulu.
Menurutnya dalam beberapa hari ke depan akan tiba di Pekanbaru.
"Nanti akan dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Pekanbaru. Dia adalah pahlawan karena gugur dalam bertugas," sebut Ismed.
Sebagaimana diketahui, Serma Rama Wahyudi gugur dalam bertugas menjalankan misi perdamaian di Kongo.
Dia diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu Utara.
(TribunJakarta/Kompas)