Tahun Ajaran Baru

Peraih 700 Piala Terancam Tak Masuk SMA Negeri, Usaha 3 Jalur Gagal dan Hanya Berharap Bangku Kosong

siswi berprestasi peraih 700 piala itu sudah mengikuti beberapa jalur penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI Jakarta.

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Warta Kota/Rangga Baskoro
Aristawidya Maheswari saat menunjukkan salah satu karyanya yang terpilih di pajang di Galeri Nasional pada Juli 2019 lalu. 

Siwi dan suaminya yang pensiunan pegawai swasta kini tak memiliki penghasilan.

Oleh sebab itu, mereka tersangkut faktor biaya apabila harus menyekolahkan Arista di sekolah swasta.

"Kesehariannya ya kami dibantu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu, berat biayanya kalau sekolah swasta," ujar Siwi.

Jika Arista benar-benar tak diterima di sekolah negeri mana pun hingga akhir PPDB nanti, satu-satunya pilihan adalah menunggu PPDB tahun depan.

"Kalau enggak masuk sekolah negeri, paling nunggu setahun, karena anaknya enggak mau juga sekolah di swasta," ucap Siwi.

Orang tua murid kirim karangan bunga ke Balai Kota

Puluhan orang tua murid menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Puluhan orang tua murid menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta. (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Puluhan orang tua murid menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.

Rasa kecewa itu disampaikan lewat sejumlah karangan bunga yang terpajang di depan kantor Gubernur DKI Jakarta di Balai Kota.

Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, karangan bunga itu berisi keluhan dari para orang tua terkait kebijakan PPDB yang diterapkan Pemprov DKI atau dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik).

"Terimakasih pak gubernur dan ibu Disdik, anda sudah menghilangkan generasi yang cerdas dengan kebijakan anda yang bodoh," tulis orang tua murid di karangan bunga itu, Senin (6/7/2020).

Puluhan orang tua murid menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Puluhan orang tua murid menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta. (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI)

Kemudian, ada juga yang menyebut kebijakan yang dikeluarkan oleh anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini telah menghancurkan psikologis generasi penerus bangsa.

"Terimakasih kelada gubernur dan Disdik DKI, kalian hancurkan kepercayaan anak didik dan psikologis mereka," ucapnya.

Selain itu, ada juga karangan bungan yang menyebut pendidikan di Indonesia telah mati dengan penerapan kebijakan berdasarkan umur yang dianggal tak adil.

"RIP pendidikan Indonesia, dari anak-anak lulusan 2020 yang kecewa," ujarnya. (TribunJakarta/Dion/WartaKota/Rangga Baskoro)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Siswi Berprestasi dengan 700 Piala Kini Hanya Tinggal Berharap Bangku Kosong di PPDB DKI Jakarta" 

Sumber: Warta Kota
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved