Hari Pertama Belajar di Jabodebatek
300 Lebih Siswa SDN Pondok Cabe Ilir 02 Tak Punya Ponsel Buat Belajar Online
Di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, lebih dari setengah siswanya tidak memiliki ponsel ataupun aplikasi yang dibutuhkan.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Metode pembelajaran jarak jauh dengan metode daring atau online ditengah pandemi Covid-19 memang menjadi solusi.
Namun sayangnya tidak semua siswa mampu menjalaninya.
Masih banyak siswa yang tidak memiliki telepon seluler atau Ponsel dan laptop untuk bisa mengakses kegiatan belajar mengajar (KBM) online.
Di SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), lebih dari setengah siswanya tidak memiliki Ponsel ataupun aplikasi yang dibutuhkan seperti WhatsApp, Google chrome dan lain-lain.
Rostinah, Kepala Sekolah SDN Pondok Cabe Ilir 02, mengatakan, dari 662 siswanya, 300 lebih di antaranya memiliki kendala terkait HP itu.
"Lebih dari 50% yang keterbatasan. Bukan enggak punya, mungkin satu ponsel satu keluarga, jadi dibawa ibunya kerja. Memang dilematis ya, sekarang anak-anak belajar lewat hp. Kemarin-kemarin anak megang hp kita larang," ujar Rostinah di sekolah, Senin (13/7/2020).
Rostinah menjelaskan, kendala HP, yang menjadi alat utama KBM daring itu, dialami siswa dan orang tua siswa dengan bermacam-macam aduan.
Ada yang satu keluarga hanya ada satu ponsel, itupun dipakai orang tuanya untuk bekerja.
Suaib, guru kelas VI, menceritakan, ada juga orang tua siswa yang memiliki kendala karena HP yang dimiliki bukan smartphone sehingga tidak bisa menggunakan aplikasi yang dibutuhkan.
Suaib pun memberikan solusi dengan cara akan mengunjungi langsung si siswa di rumahnya.
"Semalam ortu nelepon, 'Pak HP saya enggak bisa WA, gimana tugas-tugas anak saya?' Saya cuma bilang jangan terlalu dipikirkan Bu. Karena kan kasihan ortu di rumah bekerja ngurus rumah tangga, sementara anaknya punya kendala belajar. 'Terus gimana solusinya?' entar saya datang ke rumah. Nanti tugas saya rangkum seminggu, nanti saya datang ke rumah," papar Suaib.
Selain secara online, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel memang mencanangkan program home visit atau kunjungan langsung ke rumah siswa.
"Hal itu semata-mata kita lakukan untuk pelayanan pendidikan yang maksimal," ujarnya.
Guru Ngevlog, Siswa Buat Video Data Diri
Tahun ajaran baru Sekolah Dasar (SD) kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi pandemi Covid-19.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, Tangerang Selatan (Tangsel) yang masih zona oranye Covid-19, masih belum bisa menerapkan kegiatan sekolah ataupun belajar mengajar secara tatap muka.
Dari mulai pengenalan lingkungan sekolah (PLS) hingga kegiatan belajar mengajar (KBM) digelar secara jarak jauh, melalui metode daring atau online.
SDN Pondok Cabe Ilir 02, Pamulang, Tangsel, menggelar upacara daring untuk PLS pada hari pertama tahun ajaran baru.
Pada upacara yang disiarkan secara daring melalui kanal Youtube yang sudah ditentukan sekolah itu, para guru mengenalkan diri.
Rostinah, Kepala Sekolah SDN Pondok Cabe Ilir 02, mengatakan, pada hari kedua besok, guru akan membuat video blog (vlog) untuk mengenalkan sarana prasarana (sarpras) sekolah.
Sedangkan, siswa mengenalkan diri dengan cara membuat video dan dikumpulkan dengan cara mengunggahnya ke grup WhatsApp kelas masing-masing.
"Anak-anak kita minta memvideokan diri mengenalkan diri. Ditindaklanjuti dengan guru mengenalkan sarpras sekolah, ngevlog gitu," ujar Rostinah saat ditemui di sekolah, Senin (13/7/2020).
• Tahun Ajaran Baru, SDN di Tangsel Upacara Online Lewat Youtube, Siswa Isi Kehadiran di Grup WhatsApp
• Seragam SD Jadi yang Paling Banyak Dicari Jelang Tahun Ajaran Baru
Sedangkan, kegiatan belajar mengajar (KBM) menjadi cara tanggung jawab guru kelas masing-masing untuk menentukan caranya.
Dari mulai membuat video, mengajar lreat video call, ataupun mendatangai siswa ke rumahnya (home visit), sudah direncanakan para guru.
Para guru dituntut kreativitasnya untuk menyiasati situasi pandemi Covid-19 agar KBM tetap berjalan lancar.
"Hal itu semata-mata kita lakukan untuk pelayanan pendidikan yang maksimal," ujarnya.