Lurah Ngamuk Siswa Titipan Ditolak
Terungkap Alasan SMAN 3 Tangsel Tolak Siswa Titipan Lurah: Permintaan Maaf, Laporan Polisi Dicabut?
Aan juga sudah memaafkan Lurah Saidun karena menganggapnya sebagai perbuatan yang tidak diniatkan
Penulis: Erik Sinaga 2 | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG- Kepala SMA Negeri 3 Tangsel Aan Sri Analiah memiliki alasan sangat tepat menolak permintaan Lurah Benda Baru, Saidun.
Saidun menitipkan dua orang calon siswa di SMA tersebut. Karena ditolak, Lurah Saidun kemudian mengamuk di ruang kepala sekolah.
Aan mengatakan tidak mungkin pihaknya menerima siswa titipan karena sudah tidak memungkinkan. Simak selengkapnya:
1. PPDB sudah berakhir
SMA Negeri 3 Tangerang Selatan (Tangsel) sebut penolakan terhadap siswa yang dititipkan Lurah Benda Baru karena Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah berakhir.
Kepala SMA Negeri 3 Tangsel Aan Sri Analiah menjelaskan bahwa Lurah Benda Baru, Saidun mengajukan dua nama agar bisa masuk di sekolahnya.
Namun, hal itu tidak disanggupinya lantaran PPDB sudah berakhir bahkan sudah melewati tahapan pendaftaran ulang siswa baru.
"Kan PPDB sudah berakhir, kemudian sudah daftar ulang, kemudian kita sampaikan (penolakan) baik-baik," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (17/7/2020).
Menurut Aan, kemarahan sang Lurah hanya karena tidak bisa membantu warganya agar masuk ke SMA Negeri 3 Tangsel.
Dia pun mengklaim tidak diiming-imingi apa pun agar bisa memasukan siswa baru tersebut.
"Intinya sih mungkin karena merasa beliau juga ingin membela rakyatnya, kemudian ingin titipannya diakomodir," ungkapnya.
Aan mengatakan, pihak sekolah hanya mengikuti prosedur PPDB dan menyesuaikannya dengan quota yang bisa ditampung di sekolah.
2. Tidak ada lagi tempat

Dia juga memastikan bahwa dua siswa yang diajukan Saidu dan tiga nama sebelumnya yang mengaku direkomendasikan oleh Lurah Benda Baru tidak diterima di SMA Negeri 3 Tangsel.
"Saya kan harus membentengi. Maksud saya gini, kita harus melihat kuota, sekarang gini kalau saya terima semua itu titipan, mau ditempatkan di mana, apa di lapangan?" kata Aan.