Sisi Lain Metropolitan

Viral Jualan Lukisan Dengan Bayaran Seikhlasnya, Badrus Ungkap Alasannya Bawa Anak Saat Berjualan

Viral di media sosial (medsos), Muhammad Badrus (53) membawa anaknya saat berjualan.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta/Nur Indah Farrah Audina
Badrus (kiri) dan Huda (kanan), penjual lukisan dengan bayaran seikhlasnya yang viral di sekitaran Taman Galaxy Raya, Bekasi Selatan, Jumat (17/7/2020) malam 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Viral di media sosial (medsos), Muhammad Badrus (53) membawa anaknya saat berjualan.

Baru-baru ini warga net dibuat terketuk melalui sebuah foto yang beredar di dunia maya.

Dalam foto tersebut, tampak Badrus bersama anak ke-6 nya, Syafiq Huda yang tengah berjualan lukisan.

Menariknya, di antara lukisan yang dijual terdapat tulisan "Bayar Seikhlasnya".

Sontak hal itulah yang membuat Badrus ramai diperbincangkan warga net.

Kendati begitu, Badrus menjelaskan baru beberapa hari belakangan membawa anaknya berjualan.

Hal ini dilakukannya karena istrinya sudah aktif kembali bekerja sebagai penjaga toko di salah satu mal yang ada di Kota Bekasi.

"Anak saya ada 7. Sulung sudah menikah, 2 kerja, 3 sekolah dan si bungsu masih usia 3 tahun. Karena istri saya sudah kerja lagi jadi terpaksa Huda saya bawa. Ini batu 4 hari Huda saya bawa jualan," katanya kepada TribunJakarta.com di Bekasi Selatan, Jumat (17/7/2020) malam.

Sebenarnya, istri Badrus bekerja di toko milik keponakannya.

Oleh sebab itu, ia mendapatkan kelonggaran untuk membawa anaknya.

"Gimana boleh bawa anak enggak pas kerja?," tanya Badrus pada ponakannya.

"Ya sudah bawa aja. Tapi satu aja ya yang dibawa," balas ponakannya.

Alhasil Badrus menyuruh istrinya membawa si bungsu saja.

"Sekarang juga kalau boleh dibawa dua-duanya pusing juga. Namanya adik kakak pasti ada kalanya mereka berantem. Belum lagi jajannya mereka di sana. Makanya Huda saya bawa," jelasnya.

Ketika di bawa berjualan, tak lupa Badrus menyempatkan untuk mengajari Huda mengaji.

Ya, rupanya di dalam tas yang mereka bawa terdapat iqro.

"Selama di sini Huda nemenin saya jualan aja. Kalau saya senggang, saya ajari dia ngaji juga. Jadi alhamdulillah anaknya penurut dan anteng selama temani saya jualan," katanya.

Awal mula Bayar Seikhlasnya

Saat ditemui, Badrus menceritakan belum lama berjualan lukisan ini.

Tak ada sebulan, ia menjual lukisan dengan berbagai macam ukuran untuk keberlangsungan hidup keluarganya.

Namun, sebelum menemukan ide untuk menjual lukisan dengan bayaran seikhlasnya, Badrus menceritakan sudah melalui banyak hal lebih dulu.

Hal ini lantaran ibas pandemi Covid-19 yang membuat penghasilannya semakin sulit.

"Sebelumnya jualan parfum/pewangi di Masjid Al Ashr Kalimalang. Karena pandemi ini sepi yang beli kan. Paling cuma satu dua. Modal enggak ada, saya bingung mau lanjut jualan apa," ujarnya.

Bermodalkan kemauan, niat dan keahlian, Badrus pun memanfaatkan sisa botol bekas.

Botol tersebut dilukisnya dan kemudian laku terjual.

Sekitar 10 botol terjual dan Badrus kembali memutuskan untuk berjualan lukisan.

"Dari dulu memang sudah biasa bikin handy craft kan, ngelukis juga. Pas laku 10 itu mulai lah cari limbah lagi. Dan, akhirnya saya lanjut jualan lukisan ini. Lalu, meninggalkan berdagang parfum tadi," jelasnya.

Bermodalkan limbah kain, kanvas dan triplek melamin, Badrus mulai menggoreskan kuasnya.

Lalu, ia menjajakan lukisan tersebut hingga saat ini.

Kendati begitu, di awal penjualannya, Badrus sempat mengaku tak ada yang membeli.

Terhitung hingga hari ke-6, lukisan hasil karyanya tak laku sama sekali, bahkan tak di lirik sama sekali.

"Jadi gini, pertama putuskan jualan lukisan itu saya pakai tulisan 'Dijual Lukisan Harga Selera Pembeli'. Tapi nyatanya enggak ada yang beli sama sekali. Saya mikir ini kenapa, akhirnya di hari ke-7 saya ganti tulisannya jadi 'Bayar Seikhlasnya',"

"Alhamdulillah hari itu datang pembeli satu, lukisan sayaa dibayar Rp 80 ribu. Kemudian semakin ramai yang datang dan akhirnya ada yang minta izin buat di posting di medsos katanya," ungkapnya.

Itulah segelintir alasan dasar Badrus menjual lukisan ini dengan bayaran seikhlasnya.

Sempat berjaya

Ibarat roda, kehidupan pun demikian.

Meski saat ini terkendala masalah ekonomi, rupanya Badrus sempat berjaya beberapa tahun lalu.

Bapak tujuah anak asal Salatiga ini menuturkan sempat merantau ke Yogyakarta.

Selama di Yogya dirinya menjual handy craft atau kerajinan tangan berupa miniatur kapal dalam botol.

"Memang dari dulu cita-cita jadi pengusaha. Jadi pas ke Yogya itu jadi pengerajin dan lumayan omsetnya," jelasnya.

Perubahan NF Remaja 15 Tahun yang Menjadi Korban Perkosaan hingga Pelaku Pembunuhan

Perjalanan Kasus Editor Metro TV Tewas, Rekan Sekantor Diduga Terlibat & Barang Bukti Baru Ditemukan

Polisi Temukan Barang Bukti Baru di TKP Penemuan Jenazah Yodi Prabowo

Namun, akibat daya beli yang menurun, ia pindah ke Jakarta dan menjajal berjualan hasil karya di Ibu Kota.

Alhasil, hasil karyanya diterima baik dan daya belinya jauh lebih baik ketimbang di Yogya.

Tak sampai di situ, ia pun mendirikan paguyuban pengrajin Yogya dan mulai menyasar ke pasar yang lebih elite, yakni dengan pameran di mal.

"Lalu jualan kerajinan itu sampai ke mal se-Jabodetabek. Sebab, daya beli di sini jauh lebih baik," katanya.

Klimaksnya, Badrus berhasil menyewa satu toko seluas 100 meter di salah satu mal besar di kawasan Bekasi.

Sekira 10 karyawan bekerja di toko tersebut menjajakan hasil kerajinan tangan yang ia buat.

Termasuk lukisan yang ia buat ketika mengisi waktu luangnya.

"Iseng-iseng ngelukis juga. Alhamdulillah laku satu dua. Untuk omset waktu itu sampai Rp 90 juta. Keuntungan bersihnya sekitar Rp 20 juta sampai Rp 25 juta," jelasnya.

Sayangnya, ketika mal tersebut terendam banjir, mempengaruhi penjualannya.

Menurunnya omset, membuat Badrus tak mampu membayar biaya sewa toko dan akhirnya ia pun kehabisan modal usaha.

"Dari situlah saya pinjam modal sama anak saya yang sudah kerja. Saya jual parfum tadi dan sekarang ke lukisan ini," jelasnya.

Badrus pun berpesan agar tak patah semangat atas apa yang terjadi.

"Pasang surut kehidupan itu hal yang biasa. Yang penting iman kita kuat jadi enggak stres dan mampu bertahan aja. Jadi kuat melalui cobaan yang diberikan dengan sabar dan lapang dada," tandasnya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved