Idul Adha 2020

Sederet Fakta Jelang Idul Adha di Jakarta, Imbauan Buat Anak Hingga Pedagang Hewan Kurban

Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat mengimbau anak-anak tak mengunjungi tempat penampungan hewan kurban.

TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA
Pegawai satu tempat penampungan yang mengenakan masker saat membersihkan kotoran hewan di Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (20/7/2020) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat mengimbau anak-anak tak mengunjungi tempat penampungan hewan kurban.

"Anak-anak tidak diperbolehkan masuk ke area penjualan hewan kurban," kata Plt Kasudin KPKP Jakarta Pusat, Suharini Eliawati, saat dihubungi TribunJakarta.com, Senin (20/7/2020).

Suharini menjelaskan, aturan ini diterapkan untuk mencegah anak-anak memegang hewan kurban secara sembarangan.

"Anak-anak kan kadang ada yang suka memegang hewan," jelas dia.

"Khawatirnya, mereka belum sempat mencuci tangan, sudah megang ke bagian tubuh, misalnya wajah," lanjutnya.

Teruntuk pedagang hewan kurban, lanjutnya, wajib membuat pintu masuk dan keluar bagi pengunjung.

"Pedagang hewan sebaiknya membuat dua pintu, yaitu pintu masuk dan pintu keluar untuk pengunjung atau calon pembeli," kata Suharini.

"Jalur masuk dan keluar pengunjung pun dibuat dan dipisahkan," lanjutnya.

Kemudian, para pedagang hewan kurban wajib menyediakan fasilitas mencuci tangan di lapak berjualannya.

"Kemudian mereka menyiapkan tempat cuci tangan dan pakai masker," ucap Suharini.

"Pakai face shield (kaca pelindung wajah) juga harus digunakan," lanjut dia.

Pedagang Hewan Kurban Wajib Lakukan Ini

Imbauan wajib mengenakan masker yang dipasang pengusaha hewan kurban di tempat penampungan, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (20/7/2020).
Imbauan wajib mengenakan masker yang dipasang pengusaha hewan kurban di tempat penampungan, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (20/7/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat meminta pedagang hewan kurban menerapkan protokol kesehatan perihal Covid-19.

Plt Kasudin KPKP, Suharini Eliawati, menjelaskan pedagang hewan kurban wajib membuat pintu masuk dan keluar bagi pengunjung.

"Pedagang hewan sebaiknya membuat dua pintu, yaitu pintu masuk dan pintu keluar untuk pengunjung atau calon pembeli," kata Suharini, saat dihubungi TribunJakarta.com, Senin (20/7/2020).

"Jalur masuk dan keluar pengunjung pun dibuat dan dipisahkan," lanjutnya.

Kemudian, para pedagang hewan kurban wajib menyediakan fasilitas mencuci tangan di lapak berjualannya.

"Kemudian mereka menyiapkan tempat cuci tangan dan pakai masker," ucap Suharini.

"Pakai face shield (kaca pelindung wajah) juga harus digunakan," lanjut dia.

617 Hewan Kurban Dijual di 16 Tempat Penampungan

Hewan kurban yang dijual di lapak Jalan Utan Jati, Kalideres, Jakarta Barat.
Hewan kurban yang dijual di lapak Jalan Utan Jati, Kalideres, Jakarta Barat. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Pemerintah Kota Jakarta Pusat melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) mencatat 617 hewan kurban berada di 16 tempat penampungan hewan.

Jumlah tempat penampungan hewan kurban ini bertambah tiga lokasi dari sebelumnya yang hanya 13.

Jumlah hewan kurban juga bertambah dari yang sebelumnya hanya 402.

"Sudah ada 16 tempat penampungan. Kalau hewan yang sudah masuk, 617," kata Plt Kasudin KPKP, Suharini Eliawati, saat dihubungi TribunJakarta.com, Senin (20/7/2020).

Jusuf Kalla Bolehkan Salat Idul Adha dan Potong Hewan Kurban di Masjid, Ini Syaratnya

Dia mengatakan, mayoritas hewan kurban ini didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Terdiri dari sapi dan kambing. Sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur," ucap Suharini.

Dia menuturkan, ratusan kambing dan sapi ini telah memiliki surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

"Iya (punya). Jadi, pertama kali SOP-nya ya kami melihat surat-surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asalnya," jelas Suharini.

"Setelah masuk ke Jakarta, kami periksa ulang dari Suku Dinas KPKP Jakarta Pusat," lanjutnya.

Jika layak, sambungnya, SKKH dari luar kota ini akan ditukar dengan SKKH dari DKI Jakarta.

"Kalau memang layak, akan kami tukar (SKKH-nya) dari daerah dengan surat dari DKI Jakarta," tutup dia.

Pemprov DKI bakal Memotong 1.000 Hewan Kurban di RPH PD Dharma Jaya

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal memotong 1000-an hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) PD Dharma Jaya, Cakung, Jakarta Timur.

Rencananya, pemotongan hewan kurban tersebut dilaksanakan pada lebaran Iduladha, 31 Juli 2020.

Dalam hal ini, Pemprov DKI berkolaborasi dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Presiden Direktur Global Qurban ACT, Hafit Timor Mas’ud, membenarkan hal tersebut.

"Dalam program yang mengusung tema Labbaik Berqurban Terbaik ini, lebih dari 1.000 ekor hewan kurban akan dilakukan pemotongan di RPH PD Dharma Jaya," kata Hafit, sapaannya.

"Hasil dari pemotongan hewan tersebut, akan didistribusikan kepada 100 ribu masyarakat Jakarta yang membutuhkan secara sosial ekonomi," lanjutnya, dalam keterangan resmi, Jumat (17/7/2020).

Hafit menyatakan, pendistribusian daging hewan kurban ini akan diberikan langsung kepada calon penerima ke rumah masing-masing.

Jelang Lebaran Iduladha 2020, Anak-anak Dilarang Berkunjung ke Tempat Penampungan Hewan Kurban

Pengantaran daging ini, lanjutnya, menggunakan layanan ojek online.

"Pasca-dipotong di Dharma Jaya, akan diantar ke rumah masing-masing dengan ojek online," ucap Hafit.

"Agar kurban tetap optimal ke tangan masyarakat dengan kondisi tetap di rumah," lanjutnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, berharap pemotongan hewan kurban ini dapat menerapkan protokol kesehatan perihal Covid-19.

"Di masa pandemi Covid-19 ini, kami harapkan pemotongan hewan kurban yang biasanya dilaksanakan di halaman rumah, tanah kosong, halaman masjid, dan sebagainya, juga bisa dilaksanakan di tempat ini," tutur Riza, dalam keterangannya melalui PPID DKI, Kamis (16/7/2020).

Riza pun mengajak instansi pemerintah daerah berkolaborasi saat Idul Adha.

"Momentum ini kita manfaatkan sebaiknya dengan cara berkurban. Karena ada Covid-19 ini banyak sekali saudara kita yang meningkat berdasarkan data peningkatan kemiskinan," tutup dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved