Virus Corona di Indonesia
Beda Data Covid-19 Pemkot Bekasi dan Pemprov Jabar, Selisih Angka Capai 261 Kasus Positif
Rahmat Effendi mengatakan, perbedaan data terjadi lantaran waktu penginputan yang tidak sama
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menyajikan data yang berbeda jumlah kasus positif Covid-19 yang terjadi di Kota Bekasi.
Berdasarkan data di situs milik Pemprov Jawa Barat, pikobar.jabarprov.go.id, hingg 21 Juli 2020, terdapat 703 kasus warga Kota Bekasi terkonfirmasi positif Covid-19.
Sementara dari data yang disajikan Pemkot Bekasi melalui situs corona.bekasikota.go.id, pada tanggal yang sama jumlah kasus positif secara kumulatif sebanyak 487 orang.
Selain data kasus positif Covid-19 secara kumulatif, perbedaan juga terjadi pada penyajian data kasus aktif dan pasien sembuh.
Jika di situs milik Pemprov Jawa Barat, kasus aktif di Kota Bekasi hingga 21 Juli 2020 mencapai 420 orang dengan pasien sembuh sebanyak 251 orang.
Sementara di situs milik Pemkot Bekasi, data yang disajikan kasus aktif terkonfirmasi Covid-19 di tanggal yang sama berjumlah 12 orang dengan pasien sembuh sebanyak 451 orang.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, perbedaan data terjadi lantaran waktu penginputan yang tidak sama.
"Kalau dia itu entri dataya di sana, renggang waktunya di sana jadi antara kota sama pemprov berbeda (delay)," kata Rahmat, Rabu, (22/7/2020).
Dia juga menilai, kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi secara kumulatif juga belum sampai menyentuh angka 600 orang.
• Hukuman Penipu Nenek yang Buta Huruf di Depok Ditambah Jadi 1,5 Tahun: Begini Nasib Sertifikat Tanah
• Cegah Kerumunan Saat Operasi Patuh Jaya, Satlantas Jakarta Timur Bakal Sering Pindah Lokasi
• Seorang Anak Tewas Ditabrak Mobil yang Dikendarai Ibunya, Diduga Lupa Mengecek Rem Tangan
Politisi Partai Golkar ini tidak mau ambil pusing, data Covid-19 yang disajikan pihaknya merupakan data ril yang didapat dari hasil penanganan Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas.
"Ada renggang waktu antara data provinsi dan kota, kasus kita kan nggak pernah sampai 600, Gini aja, percaya sama saya apa pemprov Jabar," tegasnya.