Penemuan Mayat di Pinggir Tol

Bantah Isu Hubungan Sejenis dan Narkoba, Ibunda Yodi Prabowo Marah: Jangan Dipelintir

Turinah, Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo, marah saat mengikuti perkembangan berita tentang almarhum anaknya yang dikaitkan hubungan sesama jenis.

Kolase TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir/Kompas TV
Turinah, Ibunda Yodi Prabowo (kiri). Makam almarhum Yodi Prabowo (kanan). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT TIMUR - Turinah, Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo, marah saat mengikuti perkembangan berita tentang almarhum anaknya yang dikaitkan dengan hubungan sesama jenis.

Dengan nada suara meninggi, Turinah juga kesal karena ada yang mengaitkan anaknya dengan penggunaan narkoba.

Sebagai ibu yang membesarkan Yodi selama 26 tahun itu, Turinah sangat mengenal anaknya luar dalam.

Turinah tegas menyatakan anaknya tidak penyuka sesama jenis ataupun menggunakan narkoba.

"Teman sesama jenis lah, narkoba lah, itu kok jadi ke sana-sana ya Allah. Dari mana sumbernya saya bilang. Kesel banget saya," ujar ibunda saat ditemui di rumahnya, di bilangan Jalan Alle Raya, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis (23/7/2020).

Kekesalannya berkali lipat lantaran, muncul isu kalau Yodi diduga bunuh diri.

Dengan hanya menemukan sidik jari Yodi pada pisau yang berada di dekat jenazah, bukan berarti dapat disimpulkan bunuh diri.

"Saya juga kesel jadinya dibilang bunuh diri. Cuma gara-gara ada sidik jarinya di pisau. Masa bunuh diri tusukannya banyak gitu," ujarnya.

Menurut Turinah, anaknya jelas dibunuh sesaorang. Selain mengenal sikap Yodi, jumlah tusukan dan parahnya luka juga menjadi indikasi kuat pembunuhan.

Ibu empat anak itu tidak ingin ada yang mengecoh atau memelintir fakta peristiwa.

Apa lagi dengan menambahkan tudingan yang sama sekali tidak terkait.

"Takutnya dipelintir takutnya. Segala ada indikasi bunuh diri. Apa apaan bunuh diri, kalau memang iya (dibunuh) ya bilang saja iya."

"Makanya, pakai segala ada narkoba, hubungan sesama jenis lah. Enggak ada hubungannya sama kematian anak saya," tegasnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Yodi ditemukan tewas di pinggir tol di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat siang (10/7/2020).

Polisi sudah melakukan penyidikan dan memintai keterangan dari 34 saksi.

Bahkan rekonstruksi di tempat kejadian perkara juga sudah dilakukan.

Sakit Hati Anaknya Diduga Bunuh Diri

Turinah, ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo mengutarakan kekesalan anaknya diduga bunuh diri.

Turinah mengaku terus mengikuti perkembangan kasus tewasnya sang anak.

Turinah terlihat lebih tegar saat ditemui di kediamannya di bilangan Jalan Alle Raya, Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (23/7/2020).

Turinah merasa sakit hati dan tidak terima atas dugaan bunuh diri.

"Pokoknya saya enggak terima anak saya dibilang bunuh diri. Sakit dibilang kesimpulan bunuh diri. Sakit banget saya, udah saya kehilangan anak saya," kata Turinah di rumahnya.

Dengan nada tinggi, Turinah menjelaskan, anaknya tidak mungkin sampai mengambil keputusan mengakhiri hidup hanya karena perkara cinta.

Seperti diketahui, belakangan, isu percintaan, cinta segitiga, orang ketiga, kerap dikaitkan dengan tewasnya editor Metro TV itu.

Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah mencurahkan isi hatinya.
Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo, Turinah mencurahkan isi hatinya. (YouTube CSI, TURN BACK CRIME, DAN 10-2 RTV)

Selama 26 tahun membesarkannya, Turinah sangat mengenal anak sulungnya itu.

Yodi tidak pernah terlalu memikirkan masalah yang dialaminya.

"Motifnya apa? Percintaan gitu? Kayaknya enggak sampai gitu orangnya. Enggak sampai dipikiriin banget," ujarnya.

Turinah tidak terima kalau kesimpulan bunuh diri itu hanya berdasar dari sidik jari pada pisau.

Menurutnya, bisa saja pisau tersebut digenggamkan ke tangan anaknya.

Terlebih jumlah tusukan di tubuh Yodi tidak sedikit.

"Saya juga kesal jadinya dibilang bunuh diri. Cuma gara-gara ada sidik jarinya di pisau. Masa bunuh diri tusukannya banyak gitu," ujarnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, jenazah Yodi ditemukan di pinggir tol di Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat siang (10/7/2020).

Proses penyidikan sudah berjalan hingga 34 saksi dimintai keterangan. Bahkan rekonstruksi di tempat kejadian perkara juga sudah dilakukan.

Pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020).
Pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020). (WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Pakar Duga Bunuh Diri

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel mengatakan ada beberapa kalimat atau pernyataan seseorang yang merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri.

Ia mencontohkan, misalnya pernyataan "Kalau nanti aku enggak ada, kamu sedih enggak?"

"Orang awam barangkali menganggap sepele perkataan semacam itu. Tapi dari perspektif psikologi, kalimat tersebut merupakan pertanda suicidal ideation atau pemikiran tentang bunuh diri," kata Reza, kepada Warta Kota (grup TribunJakarta), Rabu (22/7/2020).

Pemikiran semacam ini katanya sama sekali tidak boleh dianggap enteng.

"WHO, misalnya, menyimpulkan bahwa sekitar 60 persen transisi dari pemikiran tentang bunuh diri ke rencana bunuh diri lalu berlanjut ke langkah bunuh diri, berlangsung dalam kurun 12 bulan sejak pemikiran itu muncul untuk pertama kalinya," papar Reza.

Pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020). Yodi ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Ulujami, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020).
Pemakaman editor video Metro TV Yodi Prabowo di Ciputat Timut, Tangsel, Banten, Sabtu (11/7/2020). Yodi ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Ulujami, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020). (WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Cepatnya proses transisi itu, menurut Reza, mengirim pesan bahwa masyarakat harus lebih serius menyikapi perkataan tentang bunuh diri yang dikemukakan siapapun.

"Seperti otoritas penerbangan yang tidak menoleransi ucapan 'bom'. Siapa pun juga perlu menyemangati orang-orang dengan suicidal ideation untuk selekasnya mencari bantuan medis dan psikis," kata Reza.

Masyarakat yang lebih paham pentingnya keseriusan menyikapi suicidal ideation katanya akan menjadi protective factor bagi tercegahnya aksi bunuh diri.

"Dikaitkan ke kasus editor media, kita tentu berduka atas kejadian dimaksud. Tinggal lagi investigasi polisi, seberapa jauh suicidal ideation akan dicermati sebagai salah satu arah penyelidikan guna mengungkap kasus meninggalnya sang editor," kata Reza.

Peziarah Datang Setiap Hari

Sejak jenazah Yodi Prabowo (26) dikebumikan pada Sabtu (11/7/2020) lalu, peziarah terus berdatangan, dari mulai keluarga hingga kerabat.

Seperti diketahui, almarhum Yodi dimakamkan di pemakaman wakaf di bilangan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), tak jauh dari kediamamnya.

Warman, penjaga makam wakaf itu, mengatakan, setiap harinya ada saja yang berkunjung ke pusara Yodi.

"Sering yang ziarah banyak dia. Ya dari temannya dari keluarga," ujar Warman di lokasi, Kamis (23/7/2020).

Juru kunci makam wakaf itu, mengatakan, dirinya hanya membuka gerbang pemakaman setiap hari mulai pukul 07.30 -11.00 WIB dan pukul 16.00 - 18.00 WIB.

Tak mengenal hari, Warman mengatakan, peziarah makam Yodi datang rombongan.

"Iya rombongan, anak-anak muda, temannya mungkin ya. Sering, ya umuran almarhum ya 20-an," ujarnya.

Terakhir, Warman mengatakan ada dua wanita yang berziarah. Menabur bunga dan berdoa cukup lama.

"Terakhir ada dua perempuan, enggak muda sih, ibu-ibu, kayanya dari keluarga," ujarnya.

Cerita Ibunda Soal Orang Ketiga Ingin Rebut Yodi Prabowo dari Kekasihnya: Orangnya Agresif

Meski sudah lebih dari sepekan, pusara almarhum Yodi masih bertabur bunga.

Meski tak segar lagi, namun warna bunga yang merah dan putih masih jelas terlihat.

Bunga sedap malam yang ditancap di samping nisan pun masih tegak berdiri.

Cerita Ibunda Soal Orang Ketiga Ingin Rebut Yodi Prabowo dari Kekasihnya: Orangnya Agresif

Sementara, sang ibu, Turinah, tidak heran dengan banyaknya jumlah peziarah, karena anaknya yang merupakan Editor Metro TV itu memang memiliki pergaulan luas.

Tidak sedikit dari teman SMK dan kampus yang datang ke rumah, dan setelahnya meminta izin untuk berziarah.

"Iya banyak temannya dia. Ada yang ke rumah terus ke makam," ujar Turinah di kediamannya di Jalan Alw Raya, Rempoa, Ciputat Timur, Tangsel.

Kesulitan Polisi

Dua pekan telah berlalu sejak jenazah Editor Metro TV Yodi Prabowo ditemukan di pinggir Tol JORR W2 Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat (10/7/2020) lalu.

Namun Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih belum dapat mengungkap misteri kematian pemuda itu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan penemuan jenazah yang sudah membusuk selama tiga hari menjadi kendala tersendiri.

Oleh karena itu, pihaknya masih mengumpulkan sejumlah fakta di lokasi kejadian, termasuk pada jenazah korban.

"Karenanya kita harus mengumpulkan pelan-pelan semuanya, gak bisa terburu-buru. Karena ini mayat sudah hampir 3 hari di TKP," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/7/2020).

"Ini menjadi hambatan tersendiri karena sudah terjadi pembusukan lanjutan di jenasah, dalam istilah forensik," tambahnya.

Menurut Yusri dari keterangan saksi dan hasil puslabfor diperkirakan Yodi Prabowo meninggal dunia tanggal 8 Juli 2020 dan ditemukan pada 10 Juli 2020.

"Diduga korban meninggal antara pukul 12 malam sampai pukul 02.00 pagi," kata Yusri.

Saat ini kata dia, tim khusus yang dibentuk akan menggelar analisa dan evaluasi atau anev kembali terkait kasus ini.

"Anev digelar melihat hasil dari tim-tim yang dibentuk dan bergerak dari kemarin sampai pagi ini," katanya. (TribunJakarta.com/WartaKota)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Polisi Akui Kesulitan Ungkap Misteri Tewasnya Editor Metro TV Yodi Prabowo,

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved